Bangkalan (Antaranews Jatim) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Bangkalan, Jawa Timur, merealisasikan program rumah tunggu kelahiran (RTK) guna mencegah tingginya angka kematian ibu dan bayi di wilayah itu.
Menurut Kepala Dinkes Bangkalan Muzakki, RTK yang diberi nama Singgani Idaman itu bertujuan untuk mencegah terlambatnya ibu hamil saat hendak melahirkan.
"Selain itu, rumah singgah tersebut juga untuk mencegah lambatnya ibu hamil dirujuk saat hendak melahirkan," ujar Muzakki di Bangkalan, Sabtu.
Ia menjelaskan, dasar pertimbangan Dinkes Bangkalan mendirikan rumah tunggu kelahiran itu awalnya berasal dari tingginya kematian ibu dan anak.
"Biasanya mau masuk ke rumah sakit, RS-nya full. Saat RS full maka akan ditaruh di rumah tunggu yang lokasinya cukup dekat dengan RSUD Bangkalan dan itu bisa digunakan gratis bagi pasien serta untuk tiga orang yang mendampingi dengan mendapatkan fasilitas makan gratis," ujarnya, menjelaskan.
Menurut Muzakki, RTK Singgani Idaman Kabupaten Bangkalan itu juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas lain.
Di antaranya senam ibu hamil, senam nifas, konsultasi ibu dan bayi, konsumsi bagi pasien dan tiga orang pendamping, fasilitas antar-jemput.
Lokasi rumah tunggu kelahiran ini dekat dengan RSUD Bangkalan.
"Pada prinsip aturannya dari pusat lokasi RTK tidak boleh jauh dari rumah sakit. satu rumah tunggu satu orang dibantu oleh kader yg jaga bidan dan tim gizi," ucapnya.
Mantan Kepala Puskesmas Labang itu lebih lanjut menjelaskan, kedepan, jumlah RTK di Bangkalan akan ditambah, sehingga pelayanan yang disediakan oleh Dinkes Bangkalan bisa lebih luas lagi.
"Kami mengajukan alokasi anggaran untuk 5 RTK sehingga pada 2019 nantinya, minimal ada enam RTK di Bangkalan ini," katanya.
Di Kabupaten Bangkalan, fasilitas kesehatan terdiri dari 1 unit Rumah Sakit Umum Daerah, 2 rumah sakit swasta 22 puskesmas, 7 puskesmas keliling 11 puskesmas pembantu, dan posyandu sebanyak 1.093 unit, serta rumah bersalin sebanyak 1 unit. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Menurut Kepala Dinkes Bangkalan Muzakki, RTK yang diberi nama Singgani Idaman itu bertujuan untuk mencegah terlambatnya ibu hamil saat hendak melahirkan.
"Selain itu, rumah singgah tersebut juga untuk mencegah lambatnya ibu hamil dirujuk saat hendak melahirkan," ujar Muzakki di Bangkalan, Sabtu.
Ia menjelaskan, dasar pertimbangan Dinkes Bangkalan mendirikan rumah tunggu kelahiran itu awalnya berasal dari tingginya kematian ibu dan anak.
"Biasanya mau masuk ke rumah sakit, RS-nya full. Saat RS full maka akan ditaruh di rumah tunggu yang lokasinya cukup dekat dengan RSUD Bangkalan dan itu bisa digunakan gratis bagi pasien serta untuk tiga orang yang mendampingi dengan mendapatkan fasilitas makan gratis," ujarnya, menjelaskan.
Menurut Muzakki, RTK Singgani Idaman Kabupaten Bangkalan itu juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas lain.
Di antaranya senam ibu hamil, senam nifas, konsultasi ibu dan bayi, konsumsi bagi pasien dan tiga orang pendamping, fasilitas antar-jemput.
Lokasi rumah tunggu kelahiran ini dekat dengan RSUD Bangkalan.
"Pada prinsip aturannya dari pusat lokasi RTK tidak boleh jauh dari rumah sakit. satu rumah tunggu satu orang dibantu oleh kader yg jaga bidan dan tim gizi," ucapnya.
Mantan Kepala Puskesmas Labang itu lebih lanjut menjelaskan, kedepan, jumlah RTK di Bangkalan akan ditambah, sehingga pelayanan yang disediakan oleh Dinkes Bangkalan bisa lebih luas lagi.
"Kami mengajukan alokasi anggaran untuk 5 RTK sehingga pada 2019 nantinya, minimal ada enam RTK di Bangkalan ini," katanya.
Di Kabupaten Bangkalan, fasilitas kesehatan terdiri dari 1 unit Rumah Sakit Umum Daerah, 2 rumah sakit swasta 22 puskesmas, 7 puskesmas keliling 11 puskesmas pembantu, dan posyandu sebanyak 1.093 unit, serta rumah bersalin sebanyak 1 unit. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018