Surabaya (Antaranews Jatim) - Pakar komunikasi politik asal Universitas Airlangga Surabaya Dr Suko Widodo menilai media massa yang akan tetap mendapat kepercayaan masyarakat salah satunya ditinjau dari kualitas sumber daya manusianya.
"Jika SDM, khususnya di tim redaksi, suatu media berkualitas maka pembaca atau penonton berita tidak akan ditinggalkan, sebab informasi yang dihasilkan tentu juga berkualitas," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Sabtu.
SDM berkualitas, kata dia, yakni pekerja di redaksional atau wartawannya telah mendapat pengakuan atau tersertifikasi, serta memiliki tingkat pendidikan memadai.
"Tentu informasi dan berita yang dihasilkan adalah berkualitas. Mohon maaf, sebab saat ini masih ada media massa yang wartawannya terkadang asal-asalan dalam menjalankan tugas jurnalistiknya," ucapnya.
Menurut dia, di tengah era globalisasi saat ini muncul banyak media massa, terutama media daring (online) yang pembuatannya bebas dari kontrol karena mudah dan tak berbiaya besar.
Berdasarkan catatannya, terdapat 43 ribu lebih media daring di Indonesia, tapi yang terverifikasi hanya ratusan media.
"Artinya, era sekarang ini terjadi `over load` komunikasi sebagai akibat maraknya produsen komunikasi," kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair tersebut.
Efeknya, lanjut dia, terjadi perang kepercayaan bagi masyarakat selaku konsumen dan media perlahan berguguran bukan sebagai akibat regulasi negara, tapi justru karena persaingan antarperusahaan media sendiri.
Sementara itu, Kepala Pusat Informasi dan Humas Unair tersebut juga menyoroti kesejahteraan pekerja di media yang seharusnya sesuai sehingga dalam menjalankan tugasnya bisa lebih maksimal.
"Satu lagi, yang harus dipahami semuanya adalah kemerdekaan pers di Indonesia jangan dipahami suatu kebebasan yang liar dan tanpa kontrol," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Jika SDM, khususnya di tim redaksi, suatu media berkualitas maka pembaca atau penonton berita tidak akan ditinggalkan, sebab informasi yang dihasilkan tentu juga berkualitas," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Sabtu.
SDM berkualitas, kata dia, yakni pekerja di redaksional atau wartawannya telah mendapat pengakuan atau tersertifikasi, serta memiliki tingkat pendidikan memadai.
"Tentu informasi dan berita yang dihasilkan adalah berkualitas. Mohon maaf, sebab saat ini masih ada media massa yang wartawannya terkadang asal-asalan dalam menjalankan tugas jurnalistiknya," ucapnya.
Menurut dia, di tengah era globalisasi saat ini muncul banyak media massa, terutama media daring (online) yang pembuatannya bebas dari kontrol karena mudah dan tak berbiaya besar.
Berdasarkan catatannya, terdapat 43 ribu lebih media daring di Indonesia, tapi yang terverifikasi hanya ratusan media.
"Artinya, era sekarang ini terjadi `over load` komunikasi sebagai akibat maraknya produsen komunikasi," kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair tersebut.
Efeknya, lanjut dia, terjadi perang kepercayaan bagi masyarakat selaku konsumen dan media perlahan berguguran bukan sebagai akibat regulasi negara, tapi justru karena persaingan antarperusahaan media sendiri.
Sementara itu, Kepala Pusat Informasi dan Humas Unair tersebut juga menyoroti kesejahteraan pekerja di media yang seharusnya sesuai sehingga dalam menjalankan tugasnya bisa lebih maksimal.
"Satu lagi, yang harus dipahami semuanya adalah kemerdekaan pers di Indonesia jangan dipahami suatu kebebasan yang liar dan tanpa kontrol," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018