Pulang ke kotamu.. Ada setangkup haru dalam rindu.. Yogyakarta, tidak sedikit yang susah move on setelah mendapat tiket murah dan menghabiskan malam-malam berlibur di kota ini. Pada keramahannya, pada nuansa kotanya yang khas. Pada kotamu, pada kuliner khasmu. Gudeg, mie godhog, angkringan, dan jajanan-jajanan pinggir jalan sepanjang alun-alun di depan Keraton Yogyakarta yang selalu ingin tambah dan tambah lagi. Tapi pernah tidak, saat menikmati cilok atau sate usus di angkringan Yogyakarta kemudian kamu berpikir, Sultan Hamengkubuwono makan apa ya malam ini? Rasa penasaran itu rupanya dibaca dengan baik oleh GKR Hemas (istri dari Sri Sultan Hamengkubuwono X) dengan menghadirkan Bale Raos di kawasan Keraton Yogyakarta.

Sejarah Bale Raos
GKR Hemas tidak hanya ingin menjawab rasa penasaran kita semua rakyatnya di luar kesultanan, tapi juga punya misi tersendiri untuk melestarikan serta membuka pintu kepada masyarakat umum untuk bisa mengetahui dan menikmati aneka kekayaan kuliner Kraton Yogyakarta. Resmi beroperasi sejak tanggal 23 Januari 2004, Bale Raos pun dibuka atas prakarsa KGPH Hadiwinoto untuk merealisasikan gagasan GKR Hemas. Bale Raos pun mengkhususkan diri menyajikan kekayaan menu tradisional khususnya kuliner khas Kraton Yogyakarta maupun aneka jajanan tradisional yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya.

Lokasi Bale Raos
Tidak jauh dan gampang sekali mencari tempat Bale Raos berada. Kalau kamu sedang berada di alun-alun depan Keraton, cari saja jalan Magangan Kulon no 1 yang sebenarnya masih berada di wilayah keraton. Kamu akan disambut dengan gerbang resto yang berhiaskan lambang Kesultanan Yogyakarta dan beberapa kuncup teratai sebagai ornamennya. Tapi kini kamu juga bisa mencicipi kuliner kraton di Bale Raos yang berada di  Jogja City Mall Yogyakarta dan satu di Jalan Suryo 15, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Bale Raos yang berada di wilayah Keraton memiliki dua area makan. Satu berbentuk pendopo semi terbuka, dan bangunan tertutup yang terletak di tengah. Semua bangunan Bale Raos bercorak joglo dan didominasi warna hijau tua. Sangat khas seperti kompleks kesultanan lainnya.

Menu Favorit di Bale Raos
Sefasih apapun kamu berbahasa Jawa, ada suatu gap bahasa ketika membuka buku menunya. Nama-nama masakannya memang informatif tapi terasa menggelitik telinga dan lidah ketika berusaha membaca satu demi satu sambil melihat fotonya yang menggugah selera. Menariknya, di sini juga ada beer jawa dalam daftar minuman pelepas dahaga. Tapi jangan membayangkan para Sultan mabuk-mabukan sambil minum beer jawa ini ya. Meskipun mengandung unsur beer dalam namanya, aslinya ia sama sekali tidak mengandung alkohol tetapi dibuat dari rempah-rempah seperti sereh, secang, mesoyi, hingga dimaniskan oleh gula batu dan dihangatkan oleh seruas jahe.
Menurut legenda, minuman Beer Jawa diciptakan oleh Sri Sultan HB VIII pada jaman kolonial. Minuman ini sama sekali tidak memabukkan, tapi malah menyehatkan siapapun yang meminumnya. Kalau memesan minuman ini, sandingkan dengan menu Songgo Buwono sebagai makanan pembuka. Bentuknya mirip kue sus yang biasa kamu temukan di bakery atau toko kue. Tapi bandingkan dengan rasanya, hmmm pastilah sangat berbeda. Apalagi ini adalah menu-menu favorit sultan dari masa ke masa. Cobain salah satunya saat main ke Bale Raos ya?
Karena melestarikan kekayaan sejarah tidak harus ke museum dan hanya melihat foto serta data-data pendukungnya. Di Bale Raos kamu bisa mencicip dan merasakan sendiri bagaimana kreasi Sultan mewujudkan imajinasi kulinernya. Resep yang terjaga turun temurun, sangat disarankan bagi siapapun untuk mampir ke sana. Meskipun kamu hanya berbekal tiket murah ke Yogyakarta, Bale Raos siap menyambutmu kapan saja.

Pewarta: Rudy P

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018