Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Jawa Timur, kesulitan mengumpulkan benda purbakala berupa fosil binatang purba yang masih tersimpan di sejumlah pengumpul benda purbakala di daerahnya disebabkan terbentur regulasi.

"Pengamanan benda purbakala yang masih tersimpan di masyarakat terbentur dengan regulasi yang masih belum dipahami banyak pihak," kata Kepala Disbudpar Bojonegoro Amir Syahid, di Bojonegoro, Rabu.

Ia mengaku sudah pernah mengumpulkan berbagai benda purbakala mulai fosil binatang purba, juga yang lainnya dengan memanfaatkan pihak ketiga dalam bidang pengadaan barang edukasi.

"Tetapi ada pihak yang menilai salah dengan alasan seharusnya pengumpulan benda purbakala langsung dilakukan disbudpar kepada pemilik barang purbakala, tanpa melalui pihak lainnya," ucapnya.

Oleh karena itu, menurut dia, pengumpulan barang purbakala berupa fosil binatang purba juga yang lainnya tidak bisa  cepat dilakukan."Kalau disbudpar mengumpulkan benda purbakala langsung dari masyarakat pertanggung jawabannya tidak jelas," ujarnya.

Arkeolog Disbudpar Bojonegoro Nunung Dianawati, menyebutkan banyak benda purbakala yang ditemukan di daerahnya masih tersimpan di sejumlah pengumpul benda purbakala.

Sesuai data yang ada, ia menyebutkan berbagai benda purbakala terkumpul antara lain di Museum 13 di Desa Kalitidu, Kecamatan Kalitidu, juga di pengumpul di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Kecamatan Balen, Desa Wadang Kecamatan Ngasem.

Selain itu, juga fosil binatang laut paus purba yang masih disimpan seorang warga Desa Jono, Kecamatan Temayang, Soepangat dan di seorang pengumpul benda purbakala di Kecamatan Balen.

"Fosil paus purba di Temayang belum bisa diamankan disbudpar, karena terbentur anggaran. Ya kalau dihitung jumlah fosil yang masih tersimpan di pengumpul cukup banyak," ucapnya, menjelaskan.

Penelusuran Antara di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, menjumpai seorang pengumpul benda purbakala berupa fosil binatang purba, mulai tulang kaki juga sebuah tengkorak kepala yang diperkirakan kerbau purba.

Berdasarkan foto yang ada bahwa benda purbakala yang ada itu diperkirakan fosil kerbau purba, dibenarkan Nunung Dianawati.

"Ini jelas ganti ruginya mahal, sebab tulang juga kepalanya masih komplit," imbuhnya.(*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018