Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi terus memantau aktivitas Gunung Ijen yang memiliki ketinggian 2.368 meter dari permukaan laut yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dengan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
"Kami terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk mengetahui aktivitas Gunung Ijen, meskipun penyebaran gas beracun tidak mengarah ke permukiman penduduk warga Banyuwangi," kata Kepala BPBD Banyuwangi Fajar Suasana saat dihubungi di Banyuwangi, Jumat.
Menurutnya jarak permukiman warga Banyuwangi dengan kawah Gunung Ijen cukup jauh dan tidak ada warga yang terdampak akibat gas beracun tersebut, namun pihaknya tetap memantau aktivitas warga Banyuwangi yang berada di lereng Gunung Ijen tersebut.
"Pihak BPBD Banyuwangi juga melakukan antisipasi dengan membagikan masker kepada warga yang berada di lereng barat Gunung Ijen yakni di Desa Kalipuro sebanyak 40 kepala keluarga atau 100 jiwa," tuturnya.
Ia mengatakan jalur pendakian Gunung Ijen ditutup sementara sejak Rabu (21/3) malam bagi wisatawan dan penambang belerang hingga batas waktu yang tidak ditentukan setelah sejumlah warga Kabupaten Bondowoso menghirup gas beracun dari kawah tersebut.
"Taman Wisata Alam Kawah Gunung Ijen akan kembali dibuka setelah kondisinya kembali normal, sehingga kami terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA), Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dan pemangku kepentingan lainnya," katanya.
Sebelumnya warga di Sungai Banyupahit dan Watucapil mengalami keracunan gas yang berasal dari Kawah Ijen di daerah Sungai Banyupait, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso pada 21 Maret 2018, bahkan sebagian korban yang terdampak gas beracun sudah dibawa ke puskesmas setempat dan RSUD Bondowoso.
Bahkan ratusan warga yang berada di sekitar bantaran Sungai Banyupahit juga diungsikan sementara pada malam hari untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Wisatawan dan para penambang tidak diperbolehkan naik ke Kawah Ijen untuk sementara waktu, sehingga pihak PVMBG mengimbau kepada siapapun untuk tidak mendekati radius 1 kilometer dari bibir kawah karena berbahaya.
Status Gunung Ijen masih aktif normal, meskipun ada peningkatan gempa vulkanik yang tidak signifikan dan keluarnya gas beracun dari kawah gunung yang memiliki ketinggian 2.368 meter dari permukaan laut itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Kami terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk mengetahui aktivitas Gunung Ijen, meskipun penyebaran gas beracun tidak mengarah ke permukiman penduduk warga Banyuwangi," kata Kepala BPBD Banyuwangi Fajar Suasana saat dihubungi di Banyuwangi, Jumat.
Menurutnya jarak permukiman warga Banyuwangi dengan kawah Gunung Ijen cukup jauh dan tidak ada warga yang terdampak akibat gas beracun tersebut, namun pihaknya tetap memantau aktivitas warga Banyuwangi yang berada di lereng Gunung Ijen tersebut.
"Pihak BPBD Banyuwangi juga melakukan antisipasi dengan membagikan masker kepada warga yang berada di lereng barat Gunung Ijen yakni di Desa Kalipuro sebanyak 40 kepala keluarga atau 100 jiwa," tuturnya.
Ia mengatakan jalur pendakian Gunung Ijen ditutup sementara sejak Rabu (21/3) malam bagi wisatawan dan penambang belerang hingga batas waktu yang tidak ditentukan setelah sejumlah warga Kabupaten Bondowoso menghirup gas beracun dari kawah tersebut.
"Taman Wisata Alam Kawah Gunung Ijen akan kembali dibuka setelah kondisinya kembali normal, sehingga kami terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA), Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dan pemangku kepentingan lainnya," katanya.
Sebelumnya warga di Sungai Banyupahit dan Watucapil mengalami keracunan gas yang berasal dari Kawah Ijen di daerah Sungai Banyupait, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso pada 21 Maret 2018, bahkan sebagian korban yang terdampak gas beracun sudah dibawa ke puskesmas setempat dan RSUD Bondowoso.
Bahkan ratusan warga yang berada di sekitar bantaran Sungai Banyupahit juga diungsikan sementara pada malam hari untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Wisatawan dan para penambang tidak diperbolehkan naik ke Kawah Ijen untuk sementara waktu, sehingga pihak PVMBG mengimbau kepada siapapun untuk tidak mendekati radius 1 kilometer dari bibir kawah karena berbahaya.
Status Gunung Ijen masih aktif normal, meskipun ada peningkatan gempa vulkanik yang tidak signifikan dan keluarnya gas beracun dari kawah gunung yang memiliki ketinggian 2.368 meter dari permukaan laut itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018