Surabaya (Antaranews Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan 98 persen pembangunan ekonomi di Kota Pahlawan ditopang dari sektor Usaha Kecil Menengah (UKM), sisanya 2 persen dari perusahaan besar.

"Kini, produk mereka sudah setara dengan produk yang ada di luar negeri," kata Tri Rismaharini di acara lokakarya bertajuk "UKM Surabaya Go Digital and International yang diselenggarakan oleh Dewan Bisnis AS-ASEAN, Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia serta Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Rabu.

Menurut Risma, pihaknya memberikan apresiasi pada Amerika Serikat yang tergabung dalam US-ASEAN Business Council karena menawarkan solusi digital kepada pelaku UKM Surabaya untuk mengakses pasar global. Lebih dari 200 pemilik UKM di Kota Surabaya dan sekitarnya berpartisipasi dalam lokakarya tersebut.

"Setidaknya dengan acara ini, pelaku UKM semakin kompetitif ke depannya," katanya.

Selain itu, lanjut dia, hal ini mampu terwujud karena dirinya menekankan kepada pelaku UKM untuk bersaing melalui Go Global Go Digital. Artinya, kata dia, Go Digital dipilih untuk memasarkan produk lewat teknologi, sedangkan Go Global bekerja sama dengan desainer untuk membuat packaging dan branding.

Begitu juga dengan pembelajaran Go Financial yang mengajarkan pelaku UKM mencari bentuk-bentuk modal sehingga mereka mampu meningkatkan kapasitasnya untuk lebih luas mencari jaringan melalui teknologi.

"Sekarang batik Surabaya, fashion, handycraft dan lain-lain sudah kita ekspor ke luar negeri seperti Afrika dan Eropa," ujarnya.

Risma berharap dengan adanya acara semacam ini, pelaku UKM lebih berdaya baik bagi dirinya sendiri maupun bagi Kota Surabaya. "Saya yakin, pelaku UKM di Surabaya mampu menyerap ilmu di sini kemudian disumbangkan kepada warga yang lain agar lebih sejahtera," katanya.

Perwakilan Perusahaan AS-ASEAN Business Council Indonesia Desi Indrimayutri mengatakan perangkat digital memungkinkan usaha kecil menjadi lebih efisien, lebih menguntungkan, dan lebih saling terkait untuk mendukung UMKM di Indonesia dan seluruh negara ASEAN.

"Lokakarya hari ini memperluas komitmen dewan yang telah lama berjalan untuk memberdayakan UKM ASEAN di bawah aliansi Bisnis AS-ASEAN untuk UKM yang kompetitif," kata Desi.

Tidak hanya itu, lanjut dia, digitalisasi memungkinkan pelaku UKM di Indonesia dan seluruh ASEAN untuk berpartisipasi dalam perdagangan lintas batas yang memungkinkan mereka tumbuh dan menimbang kebutuhan bisnis tanpa harus mengurangi biaya.

"Memang belum semua, tetapi jika pemerintah dan perusahaan mendukung maka pembangunan ekonomi digital inklusif akan segera terwujud," katanya.

Sementara itu, koordinator Pahlawan Ekonomi sektor handycraft Nanik Heri mengaku senang dengan adanya acara ini karena selain mendapatkan ilmu menjual produk menggunakan digital.

Perempuan yang sudah 21 tahun menggeluti dunia usaha kecil menengah ini berharap agar produk yang dijual semakin dikenal banyak orang, tidak hanya di sekitar Jawa Timur.

"Mumpung peserta yang datang berasal dari ASEAN dan Eropa, saya berharap mereka (orang-orang asing) berminat dengan produk saya sekaligus memperluas pasar saya," katanya.(*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018