Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, mengalokasikan anggaran Rp5 miliar dalam APBD 2018 untuk pengembangan budaya dan pariwisata, termasuk pengembangan "Geopark Nasional" daerahnya menjadi kawasan objek wisata hamparan minyak bumi.

"Alokasi anggaran Rp5 miliar itu, selain untuk pengembangan kawasan Geopark Nasional juga untuk berbagai keperluan lainnya dan juga untuk pengembangan budaya dan pariwisata," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Amir Syahid di Bojonegoro, Rabu.

Menurut dia, anggaran yang tersedia sebesar Rp5 miliar pada 2018 masih kurang untuk pengembangan budaya dan pariwisata, apalagi untuk pengembangan "Geopark Nasional" sebagai objek wisata.

"Kami mengharapkan Pemprov Jawa Timur juga mengalokasikan anggaran untuk pengembangan Geopark Nasional sebagai objek wisata. Sebab, dulu usulan Geopark Nasional juga memperoleh rekomendasi dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo," ucap dia menjelaskan.

Saat ini, lanjut dia, disbudpar terus melakukan sosialisasi bahwa daerahnya memperoleh sertifikat "Geopark Nasional" hamparan minyak bumi.

Meskipun, kata dia, "Geopark Nasional" hamparan minyak bumi itu mencakup seluruh kabupaten, tetapi dalam realisasinya ada sejumlah geosite yang masuk kawasan cagar alam geologi (KCAG) hamparan minyak bumi.

"Pemkab juga mulai mengamankan geosite yang masuk KCAG, selain juga mempersiapkan regulasi yang mengatur pengembangan KCAG sebagai lokasi pariwisata," ucapnya menjelaskan.

Ia memberikan gambaran pemkab juga memperpanjang perjanjian kerja sama (PKS) dengan Kesatuan Pemangkutan Hutan (KPH) Bojonegoro untuk memanfaatkan lokasi kawasan hutan Kayangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem.

Di daerahnya, selain api abadi Kayangan Api masuk KCAG, juga "petroleum geoheritage" Wonocolo, di Kecamatan Kedewan, struktur "Antiklin" Kawengan bagian puncak antiklin, bagian sayap kanan dan sebagian sayap kiri, semuanya di Kecamatan Kedewan.

Lainnya Dung Lantung di Desa Drenges, Kecamatan Sugihwaras dan lokasi temuan fosil gigi hiu purba di Desa Jono, Kecamatan Temayang.

Ia juga menambahkan disbudpar hari ini juga menyampaikan upaya pengembangan kawasan "Geopark Nasional" hamparan minyak bumi dalam pertemuan budaya dan pariwisata yang dihadiri sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, di Yogyakarta.

"Dalam pertemuan pengembangan budaya dan pariwisata di Yogyakarta hari ini juga kami sampaikan potensi "Geopark Nasional" agar memperoleh perhatian Pemprov Jawa Timur," kata dia menegaskan.

Manajer Bisnis Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro Ahmad Yani, menambahkan PKS antara pemkab dengan Perhutani terkait pemanfaatan Kayangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, sebagai objek wisata berlaku 2 tahun.(*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018