Jember (Antaranews Jatim) - Laju inflasi bulan Februari 2018 di Kabupaten Jember sebesar 0,18 persen melampaui inflasi di Jawa Timur dan nasional yang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,16 persen dan 0,17 persen.

"Inflasi Jember pada bulan Februari 2018 lebih tinggi sedikit dibandingkan inflasi Jatim dan nasional, namun untuk inflasi tahunan (year-on-year) di Jember sebesar 2,57 persen dan angka itu lebih rendah dibandingkan Jatim sebesar 3,01 persen dan nasional 3,18 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Indriya Purwaningsih di Kantor BPS setempat, Kamis.

Dari delapan kota indeks harga konsumen (IHK) di Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di Kota Probolinggo sebesar 0,31 persen, diikuti Kota Kediri sebesar 0,26 persen, dan Kota Madiun 0,25 persen.

Kemudian Kabupaten Jember sebesar 0,18 persen, Kota Malang, dan Banyuwangi mengalami inflasi masing-masing 0,17 persen, Kota Surabaya sebesar 0,14 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,08 persen.

"Secara umum, komponen yang diatur pemerintah (administered) mengalami inflasi sebesar 0,24 persen, kemudian komponen bergejolak (volatile foods) alami inflasi sebesar 0,22 persen, dan komponen inti (core inflation) mengalami inflasi sebesar 0,14 persen," tuturnya.

Ia menjelaskan komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Jember di antaranya beras, bahan bakar minyak (BBM), bawang putih, emas perhiasan, cabai merah, dan cabai rawit.

"Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar deflasi di antaranya telur ayam ras, daging ayam ras, udang basah, wortel, tarif kereta api, dan tempe," katanya.

Sementara Kasi Statistik Distribusi BPS Jember Candra Birawa mengatakan harga beras selama Februari 2018 stabil dan berada pada level harga yang tertinggi sejak minggu ketiga bulan Januari 2018.

"Bila dibandingkan rata-rata harga beras pada bulan Januari 2018 masih mengalami inflasi sebesar 1,72 persen dan harga beras diprediksi sudah pada titik tertinggi, sehingga diprediksi tidak akan naik lagi," ujarnya.

Ia menjelaskan selama tiga bulan berturut-turut, yakni Desember 2017, Januari dan Februari 2018 tercatat beras masih menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Jember, bahkan beras juga menjadi penyumbang inflasi di sejumlah daerah.

"Padahal diketahui bahwa Jember menjadi salah satu daerah lumbung pangan di Jawa Timur, namun harga beras masih saja mahal dan beras menjadi penyumbang inflasi di Jember selama tiga bulan berturut-turut," katanya, menambahkan.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018