Madiun (Antaranews Jatim) - Pegadaian Cabang Madiun menargetkan penyaluran pinjaman atau kredit hingga mencapai Rp89,6 miliar selama 2018 di wilayah kerjanya.
Pimpinan Cabang Pegadaian Madiun Purwanto, di Madiun, Jawa Timur, Rabu mengatakan target penyaluran kredit tersebut meningkat 17 persen jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang hanya mencapai Rp75,97 miliar.
"Pada prinsipnya kita bisa memberikan pinjaman warga sampai berapapun besarnya. Tapi patokan kita sampai akhir tahun nanti sebesar Rp89 miliar atau naik sekitar 17 persen dari capaian tahun 2017 sebesar Rp75 miliar," ujar Purwanto.
Pihaknya optimistis target tersebut akan tercapai. Hal itu mengingat saat ini gadai masih sangat diminati oleh warga Madiun dan sekitarnya untuk mendapatkan kredit. Terutama kredit melalui produk konvensional berupa gadai barang dan kredit fidusia.
Menurut dia, pegadaian masih dianggap sebagai salah satu solusi mendapatkan modal dengan cara mudah, murah, serta fleksibel.
Selain itu, ditunjang pula dengan tren kenaikan harga emas secara internasional. Harga emas yang tinggi dipastikan membuat kinerja keuangan di Pegadaian meningkat secara signifikan. Sebab harga emas yang tinggi akan membuat penyaluran kredit meningkat karena nilai gadai juga naik.
Ia menjelaskan, emas perhiasan masih menjadi barang gadai favorit nasabah di Pegadaian. Sekitar 90 persen barang gadai di tempatnya berupa emas perhiasan.
Sedangkan sekitar 4 persen berbentuk alat elektronik seperti televisi, radio, laptop, dan sejenisnya. Yang paling sedikit jumlahnya adalah kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
Ada juga traktor, tambah dia, namun barang gadai itu jarang ditemui di kantor Pegadaiaan Cabang Madiun. Barang gadai traktor biasanya banyak terjadi di kantor pegadaian Ngawi dan Magetan yang banyak terdapat nasabah petani. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Pimpinan Cabang Pegadaian Madiun Purwanto, di Madiun, Jawa Timur, Rabu mengatakan target penyaluran kredit tersebut meningkat 17 persen jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang hanya mencapai Rp75,97 miliar.
"Pada prinsipnya kita bisa memberikan pinjaman warga sampai berapapun besarnya. Tapi patokan kita sampai akhir tahun nanti sebesar Rp89 miliar atau naik sekitar 17 persen dari capaian tahun 2017 sebesar Rp75 miliar," ujar Purwanto.
Pihaknya optimistis target tersebut akan tercapai. Hal itu mengingat saat ini gadai masih sangat diminati oleh warga Madiun dan sekitarnya untuk mendapatkan kredit. Terutama kredit melalui produk konvensional berupa gadai barang dan kredit fidusia.
Menurut dia, pegadaian masih dianggap sebagai salah satu solusi mendapatkan modal dengan cara mudah, murah, serta fleksibel.
Selain itu, ditunjang pula dengan tren kenaikan harga emas secara internasional. Harga emas yang tinggi dipastikan membuat kinerja keuangan di Pegadaian meningkat secara signifikan. Sebab harga emas yang tinggi akan membuat penyaluran kredit meningkat karena nilai gadai juga naik.
Ia menjelaskan, emas perhiasan masih menjadi barang gadai favorit nasabah di Pegadaian. Sekitar 90 persen barang gadai di tempatnya berupa emas perhiasan.
Sedangkan sekitar 4 persen berbentuk alat elektronik seperti televisi, radio, laptop, dan sejenisnya. Yang paling sedikit jumlahnya adalah kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
Ada juga traktor, tambah dia, namun barang gadai itu jarang ditemui di kantor Pegadaiaan Cabang Madiun. Barang gadai traktor biasanya banyak terjadi di kantor pegadaian Ngawi dan Magetan yang banyak terdapat nasabah petani. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018