Tulungagung (Antara Jatim) - SMP di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur memberlakukan sistem absensi elektronik bagi siswanya untuk menekan angka bolos saat jam pelajaran sekolah.
"Sekarang ini masih tahap ujicoba. Sementara diberlakukan untuk siswa kelas VII," kata Kepala SMP Negeri 6 Tulungagung Timbul Budiono di Tulungagung, Jumat.
Alat absensi elektronik dengan sistem pengambilan sidik jari atau "bio finger print" itu dipasang di depan dua ruang kelas.
Perangkatnya sementara hanya dua yang terpasang, namun absensi elektronik diberlakukan untuk semua siswa kelas VII.
"Program ini sangat bagus, sebab kami sebagai wali murid dapat memantau secara langsung anak saya sudah tiba disekolah atau belum, melihat jarak sekolah cukup jauh," katanya.
Baca juga: Polisi Tulungagung Razia Sembilan Siswa Bolos Sekolah
Baca juga: Siswa SD Tulungagung Gunakan Ruang Darurat (Video)
Baca juga: Dosen Jerman Pelajari Kurikulum Pendidikan di Indonesia (Video)
Budiono mengakui, kendati perangkat ini tergolong canggih, namun masih terdapat kendala dalam pengoperasiannya.
Terutama ketika musim hujan seperti saat ini, karena tidak jarang wireless pengirim gelombang radio ke server komputer tiba-tiba mati, sehingga untuk beberapa saat perangkat ini tidak bisa bekerja.
"Permasalahan selalu terjadi ketika turun hujan, sehingga mengganggu proses entry data," ujarnya.
Budiono menambahkan, pihaknya merencanakan dalam waktu dekat akan menambah empat unit "bio finger print", yang dapat mengcover seluruh siswanya yang berjumlah 1.050 siswa.
Bio finger print tersebut nantinya akan diletakkan di masing-masing kelas, yakni kelas VIII D.
Dijelaskan, penggunaan sistem absensi elektronik dilatarbelakangi banyaknya siswa sekolah itu yang membolos saat jam-jam pelajaran sekolah.
Hal itu diketahui ketika pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat melakukan razia disejumlah warung kopi (warkop), dan menjaring puluhan pelajar SMP.
Oleh karena itu, untuk menekan angka siswa yang membolos sekolah, maka SMP Negeri 6 Tulungagung, menerapkan uji coba penggunaan sistem absensi elektronik yang terintegrasi "SMS gateway". (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Sekarang ini masih tahap ujicoba. Sementara diberlakukan untuk siswa kelas VII," kata Kepala SMP Negeri 6 Tulungagung Timbul Budiono di Tulungagung, Jumat.
Alat absensi elektronik dengan sistem pengambilan sidik jari atau "bio finger print" itu dipasang di depan dua ruang kelas.
Perangkatnya sementara hanya dua yang terpasang, namun absensi elektronik diberlakukan untuk semua siswa kelas VII.
"Program ini sangat bagus, sebab kami sebagai wali murid dapat memantau secara langsung anak saya sudah tiba disekolah atau belum, melihat jarak sekolah cukup jauh," katanya.
Baca juga: Polisi Tulungagung Razia Sembilan Siswa Bolos Sekolah
Baca juga: Siswa SD Tulungagung Gunakan Ruang Darurat (Video)
Baca juga: Dosen Jerman Pelajari Kurikulum Pendidikan di Indonesia (Video)
Budiono mengakui, kendati perangkat ini tergolong canggih, namun masih terdapat kendala dalam pengoperasiannya.
Terutama ketika musim hujan seperti saat ini, karena tidak jarang wireless pengirim gelombang radio ke server komputer tiba-tiba mati, sehingga untuk beberapa saat perangkat ini tidak bisa bekerja.
"Permasalahan selalu terjadi ketika turun hujan, sehingga mengganggu proses entry data," ujarnya.
Budiono menambahkan, pihaknya merencanakan dalam waktu dekat akan menambah empat unit "bio finger print", yang dapat mengcover seluruh siswanya yang berjumlah 1.050 siswa.
Bio finger print tersebut nantinya akan diletakkan di masing-masing kelas, yakni kelas VIII D.
Dijelaskan, penggunaan sistem absensi elektronik dilatarbelakangi banyaknya siswa sekolah itu yang membolos saat jam-jam pelajaran sekolah.
Hal itu diketahui ketika pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat melakukan razia disejumlah warung kopi (warkop), dan menjaring puluhan pelajar SMP.
Oleh karena itu, untuk menekan angka siswa yang membolos sekolah, maka SMP Negeri 6 Tulungagung, menerapkan uji coba penggunaan sistem absensi elektronik yang terintegrasi "SMS gateway". (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018