Surabaya (Antaranews Jatim) - Pengamat politik asal Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi, menyarankan dua calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak dan Puti Guntur Soekarno lebih berinovatif dalam berkampanye menjelang Pilkada 2018.
"Inovasi itulah yang menekankan bagaimana kedua calon Wakil gubernur turun di tengah masyarakat," ujarnya di sela diskusi Merawat Kebhinnekaan bertajuk Potensi Politik Identitas dan Isu SARA dalam Pilkada Jatim di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, kedua calon Gubernur Jatim, masing-masing Khofifah dan Gus Ipul telah memiliki popularitas optimal sehingga pertarungan Pilkada Jatim ditentukan dari bagaimana performa dan kemampuan melakukan inovasi-inovasi dan konsolidasi politik, terutama dari calon Wakil Gubernur.
"Selama berkampanye tujuh hari ini saya pikir belum optimal. Inovasi kedua calon Wakil Gubernur belum kelihatan," ucap Direktur The Initiative Institute tersebut.
Inovasi cawagub, kata dia, harus muncul sebagai individu untuk menunjukkan bahwa mereka masih pantas sebagai orang nomor dua di Pemprov Jatim periode lima tahun ke depan.
"Ke depan akan dilihat bahwa yang dipilih nanti bukan hanya figur gubernurnya yang unggul, tapi kedua pasangan saling menghadapi satu sama lain. Ini yang masih perlu didorong," katanya.
Sementara itu, pada diskusi yang juga dihadiri sejumlah pimpinan partai politik dan komisioner KPU serta Bawaslu Jatim, dilakukan pembacaan serta penandatanganan pakta integritas menuju Pilkada Damai.
Dipimpin Sekretaris DPD Partai Demokrat Jatim, Renville Antonio, sejumlah pimpinan partai politik berkomitmen mewujudkan Pilkada Jatim 2018 berdasarkan Pancaisla, UUD 1945 dan peraturan perundangan berlaku, serta mewujudkan Pilkada damai dengan semangat merawat Kebhinekaan.
Selain itu, para pimpinan partai politik juga siap mewujudkan Pilkada Jatim yang bermartabat dengan menolak dan melawan politik uang, mewujudkan Pilkada Jatim yang membahagiakan dengan menolak dan melawan politisasi SARA, serta tidak akan menyebarkan berita bohong dan ujaran kebencian untuk kepentingan politik.
Pilkada Jatim 2018 untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2019-2024 diikuti dua pasangan calon, yakni Khofifah-Emil di nomor urut satu, dan Gus Ipul-Puti di nomor urut dua.
Pasangan nomor satu merupakan calon dari koalisi Partai Demokrat, Golkar, PAN, PPP, Hanura dan NasDem, sedangkan pasangan nomor dua adalah calon dari gabungan PKB, PDI Perjuangan, PKS serta Gerindra. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Inovasi itulah yang menekankan bagaimana kedua calon Wakil gubernur turun di tengah masyarakat," ujarnya di sela diskusi Merawat Kebhinnekaan bertajuk Potensi Politik Identitas dan Isu SARA dalam Pilkada Jatim di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, kedua calon Gubernur Jatim, masing-masing Khofifah dan Gus Ipul telah memiliki popularitas optimal sehingga pertarungan Pilkada Jatim ditentukan dari bagaimana performa dan kemampuan melakukan inovasi-inovasi dan konsolidasi politik, terutama dari calon Wakil Gubernur.
"Selama berkampanye tujuh hari ini saya pikir belum optimal. Inovasi kedua calon Wakil Gubernur belum kelihatan," ucap Direktur The Initiative Institute tersebut.
Inovasi cawagub, kata dia, harus muncul sebagai individu untuk menunjukkan bahwa mereka masih pantas sebagai orang nomor dua di Pemprov Jatim periode lima tahun ke depan.
"Ke depan akan dilihat bahwa yang dipilih nanti bukan hanya figur gubernurnya yang unggul, tapi kedua pasangan saling menghadapi satu sama lain. Ini yang masih perlu didorong," katanya.
Sementara itu, pada diskusi yang juga dihadiri sejumlah pimpinan partai politik dan komisioner KPU serta Bawaslu Jatim, dilakukan pembacaan serta penandatanganan pakta integritas menuju Pilkada Damai.
Dipimpin Sekretaris DPD Partai Demokrat Jatim, Renville Antonio, sejumlah pimpinan partai politik berkomitmen mewujudkan Pilkada Jatim 2018 berdasarkan Pancaisla, UUD 1945 dan peraturan perundangan berlaku, serta mewujudkan Pilkada damai dengan semangat merawat Kebhinekaan.
Selain itu, para pimpinan partai politik juga siap mewujudkan Pilkada Jatim yang bermartabat dengan menolak dan melawan politik uang, mewujudkan Pilkada Jatim yang membahagiakan dengan menolak dan melawan politisasi SARA, serta tidak akan menyebarkan berita bohong dan ujaran kebencian untuk kepentingan politik.
Pilkada Jatim 2018 untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2019-2024 diikuti dua pasangan calon, yakni Khofifah-Emil di nomor urut satu, dan Gus Ipul-Puti di nomor urut dua.
Pasangan nomor satu merupakan calon dari koalisi Partai Demokrat, Golkar, PAN, PPP, Hanura dan NasDem, sedangkan pasangan nomor dua adalah calon dari gabungan PKB, PDI Perjuangan, PKS serta Gerindra. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018