Surabaya (Antaranews Jatim) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Timur mencatat jumlah corak batik di wilayahnya mencapai 1.300 motif yang tersebar di 38 kabupaten/kota di provinsi setempat.

"Seluruh daerah memiliki motif batik sendiri-sendiri dan menjadi produk unggulan," ujar Ketua Dekranasda Jatim Nina Soekarwo kepada wartawan di Surabaya, Rabu.

Banyaknya motif batik asal Jatim sempat menjadi catatan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada 2011 dengan 1.120 motif batik dan mengungguli daerah-daerah lainnya.

Setiap daerah memiliki beragam motif atau corak, semisal di Jombang dengan motif tawang dan kaning, Tuban dengan motif macanan dan guntingan, Kediri dengan motif Bolleches dan Gumul serta motif dari daerah lainnya.

Menurut dia, bervariasinya motif batik menjadikan Jatim semakin kaya dengan kerajinannya sehingga membantu peningkatan perekonomian masyarakat setempat.

Istri Gubernur Jatim Soekarwo itu menyebut pertumbuhan ekonomi Jatim saat ini tumbuh secara progresif bahkan lebih tinggi dari nasional.

Salah satu faktor yang menjadi penyokong pada pertumbuhan ekonomi Jatim yakni keberadaan UMKM, bahkan mampu menyumbang 54,98 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim.

Selain itu, kata dia, dengan semakin banyak UMKM maka akan mengurangi jumlah pengangguran di Jatim sehingga menumbuhkan rasa optimistis meskipun kondisi ekonomi nasional lesu, tapi di sisi lain daya beli masyarakat Jatim masih sangat bagus.

Bude Karwo, sapaan akrabnya, berpesan kepada para perajin agar bidang kerajinan dan "fashion" bisa terus maju yang salah satu caranya yakni modernisasi industri.

Dengan demikian, lanjut dia, maka proses mulai dari hulu sampai hilirnya bisa didapatkan dengan mudah di daerah, sekaligus menjadi solusi karena saat ini kendalanya di sisi bahan baku sehingga menyebabkan pengeluaran anggaran tinggi di sisi produksinya.

"Tapi, tentu saja kerja sama antarkelompok perajin serta dukungan dari pemerintah dan pengusaha sangat diperlukan. Harapannya proses hulu hilir mulai mendapat bahan baku, proses produksi, pengemasan hingga pemasaran bisa diurusi secara serius," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018