Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Ketinggian air Bengawan Solo di hulu, Jawa Tengah, sampai hilir, Jawa Timur, di bawah siaga banjir, namun kewaspadaan tetap dilakukan dengan mempertimbangan curah hujan tinggi masih berpeluang terjadi selama Februari.

Petugas Posko Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro, Selasa, menjelaskan saat ini ketinggian air Bengawan Solo di hulu Jawa Tengah juga hilir Jawa Timur, di bawah siaga banjir.

Meskipun demikian, lanjut dia, kewaspadaan menghadapi meluapnya Bengawan Solo tetap dilakukan sebab curah hujan selama Februari masih tinggi.

Sesuai prakiaan Badan Meteolorogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, puncak curah hujan musim hujan tahun ini terjadi pada Februari-Maret.

"Curah hujan selama Februari tinggi bisa mencapai 500 milimeter berpotensi menimbulkan banjir," ucap Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Budi Mulyono.

Meskipun ketinggian air Bengawan Solo di bawah siaga banjir, lanjut Indro, pemantauan ketinggian air tetap dilakukan, akan tetapi setiap tiga jam sekali.

"Pemantauan ketinggian air baru dilakukan setiap jam sekali kalau ketinggian air masuk siaga III-merah," ucap dia menjelaskan.

Data di UPT Bengawan Solo menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer ke arah hulu dari Kota Bojonegoro, mencapai 25,24 meter, Selasa pukul 12.00 WIB.

Sedangkan ketinggian air di taman Bengawan Solo (TBS) pada waktu bersamaan mencapai 9,90 meter. Di daerah hilirnya mulai Babat, Karanggeneng, Laren dan Kuro, semuanya di Lamongan, masing-masing 4,87 meter, 3,38 meter, 2,60 meter dan 0,98 meter.

"Saat ini laut tidak pasang sehingga air Bengawan Solo lancar mengalir ke laut," ucapnya menambahkan.

Menjawab pertanyaan, ia mengatakan air Bengawan Solo lancar mengalir ke laut baik melewati Sembayat Gresik, juga melalui sodetan Plangwot-Sedayu Lawas di Lamongan.

Sodetan Plangwot-Sedayu Lawas, Lamongan, sepanjang 13,4 meter mampu mengalirkan debit air Bengawan Solo sekitar 650 meter kubik/detik menuju laut.

Sesuai fungsinya, sodetan Plangwot-Sedayu Lawas memutus puncak banjir di daerah Lamongan, juga Tuban, selain juga mempercepat proses surutnya genangan air banjir Bengawan Solo menjadi tiga hari, lebih cepat dibandingkan sebelum ada sodetan genangan bisa bertahan sepekan.

Camat Temayang, Bojonegoro Heri Widodo, menambahkan di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, sehari lalu terjadi banjir bandang.

Banjir bandang di desa setempat, lanjut dia, sempat menggenangi pemukiman warga juga memutus jalan raya Bojonegoro-Nganjuk sekitar 100 meter.

"Tapi kendaraan ringan dan berat termasuk roda dua bisa melewati jalan raya Bojonegoro-Nganjuk di desa setempat sebab ketinggian air tidak terlalu dalam," ujarnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018