Magetan (Antaranews Jatim) - Sebanyak 40 penerbang dan teknisi pesawat tempur dari Pangkalan Udara Iswahjudi Magetan, Jawa Timur, mengikuti latihan `survival` dasar untuk melatih bertahan hidup di Telaga Sarangan, Kamis.

Komandan Danlanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Samsul Rizal mengatakan latihan survival dasar merupakan latihan yang masuk di dalam program kerja Lanud Iswahjudi 2018. Para peserta berasal dari Skadron Udara 3, Skadron Udara 14, dan Skadron Udara 15.

"Tujuannya untuk melatih para penerbang agar bisa bertahan hidup ketika melakukan operasi penerbangan. Misalnya dalam pertempuran pesawat-pesawat ditembak jatuh di daerah musuh, penerbang yang melakukan `eject` tetap bisa bertahan hidup," kata Komandan Lanud Samsul Rizal.

Dia menambahkan, misalnya pesawat tertembak di daerah musuh, penerbang mungkin dalam kondisi kekurangan makanan serta kekurangan fasilitas lain saat dalam kerjaran musuh.

"Dalam kondisi seperti itu, mereka harus bisa menyelamatkan diri dan bisa kembali ke daerah kawan," tambahnya.

Sehari sebelum melakukan latihan `survival` dasar di Telaga Sarangan, masih kata Samsul Rizal, para penerbang tempur mengikuti latihan `survival` di hutan lereng Gunung Lawu di sekitar telaga.

"Kegiatan latihan survival dilaksanakan selama tiga hari. Sebelumnya mereka mengikuti latihan survival di hutan. Jadi ada latihan `jungle survival` (`survival` di hutan) dan `sea survival`, serta `survival` di air.

Setelah mengikuti latihan `survival` dasar, lanjut Samsul Rizal, para penerbang akan mengikuti latihan `combat survival` di level Komando Operasi TNI AU (Koopsau) II bersama para penerbang dari seluruh Lanud yang berada di bawah komanda Opsau II. Dan selanjutnya mengikuti latihan `survival` di tingkat yang lebih tinggi lagi level Mabes TNI AU.

Dalam latihan `survival` dasar di lereng Gunung Lawu tersebut diskenariokan, pesawat tertembak di perairan daerah musuh. Para penerbang berusaha menyelamatkan diri dengan perahu karet kecil. Sesekali para penerbang membalikkan perahu kecil agar tak sampai terlihat musuh.

Kemudian penerbang melontarkan `red flare` ke udara untuk memberitahukan keberadaannya. Setelah itu sebuah pesawat Helikopter Super Puma (yang didatangkan dari Skadron Udara 6 Lanud Atang Sanjaya Bogor) mengevakuasi penerbang. (*)

Pewarta: Siswowidodo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018