Surabaya, (Antara) - Kerukunan umat beragama di Indonesia dianggap sedang diuji pasca-terjadinya sejumlah kasus penyerangan terhadap beberapa pemuka agama di Tanah Air.

Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan DPP Generasi Muda Matlaul Anwar (Gema MA) Destika Cahyana dalam keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Senin, mengatakan kasus penyerangan pemuka agama merupakan upaya pihak-pihak tertentu yang ingin membuat rakyat gelisah yang menunjukkan pula kerukunan umat beragama di Indonesia sedang diuji.

"Pastur diserang, kiai diserang. Ini juga menjadi bukti bahwa isu agama merupakan ranah yang paling rentan di Indonesia," kata Destika.

Ia berharap ujian yang sedang dihadapi bangsa Indonesia itu mampu meningkatkan kemampuan para pemuka agama di Indonesia untuk meningkatkan "resiliance of religions" atau ketahanan beragama pada umatnya masing-masing.

"Dengan begitu umat tidak mudah terpancing atau menuduh agama yang dipeluk pelaku penyerangan sebagai representasi umat agama tersebut dan tidak mudah terpancing untuk memperkeruh suasana," ujarnya.

Intinya, kata dia, umat beragama harus bisa melihat isu secara keseluruhan dan memiliki sikap daya pejal yang elastis seperti bantalan karet yang pejal.

"Bila ada isu atau serangan dari luar yang hendak menghancurkan atau memecah-belah dapat diredam seperti bantalan karet lalu dilentingkan dan ditolak," tuturnya.

Destika juga menekankan agar negara bersikap tak kalah tegas dan tidak boleh kalah dengan "orang gila" pelaku penyerangan.

"Negara harus membuktikan kegilaan pelaku dengan bukti-bukti medis modern yang ilmiah, bila tidak bisa maka negara harus mengusut pelaku dan motif serta dalang di balik tindakan tersebut," katanya.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018