Surabaya (Antaranews Jatim) - Legislator Kota Surabaya memberikan apresiasi kepada Ibu Pemantau Jentik Kelurahan/Kecamatan Wonokromo yang mempelopori pergelaran Lomba Gerak dan Lagu Mars 1 Rumah 1 Jumantik di daerah ini.

"Lomba Gerak dan Lagu 1 Rumah 1 Jumantik (1R1J) ini merupakan pertama kali yang saya ketahui di Surabaya," kata anggota Komisi D Bidang Kesra DPRD Surabaya Reni Astuti kepada Antara di Surabaya, Minggu.

Menurut dia, pihaknya pihaknya berharap ini bisa menjadi inspirasi bagi bumantik di kelurahan-kelurahan lain di Kota Surabaya. "Tadi saya sempat foto dan membagikan ke Kepala Dinas Kesehatan. Responsnya luar biasa," ujarnya.

Ia berpesan ke warga, bahwa Surabaya dicanangkan sebagai kota sehat karena itu pemkot terus berupaya memfasilitasi peningkatan derajat kesehatan jasmani dan rohani segenap warga kota dengan mengimplementasikan gagasan pengembangan kota yang sehat, bersih dan mandiri.

"Program ini tidak akan berhasil tanpa dukungan RT, RW, Jumantik, dan semua warga," kata Reni yang juga Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Surabaya ini.

Demam berdarah (DB), kata Reni, masih ada di Surabaya dan harus terus diwaspadai meski Kota Pahlawan ini tidak masuk daerah Kondisi Luar Biasa (KLB) DB.

"Alhamdulillah tidak ada KLB DB, namun lomba yel-yel, gerak dan lagu ini akan menguatkan semangat Jumantik dan memunculkan kader baru," katanya.

Ketua Panitia lomba Iin Rohim mengatakan lomba ini merupakan motivasi Kepala Puskesmas Wonokromo dan inisiatif Kader Kesehatan yang didalamnya ada Bumantik atau Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang meraih juara 1 Jumantik tingkat Provinsi Jawa Timur.

Iin mengatakan bahwa Bumantik merupakan tangan dan kaki kegiatan lomba. "Lomba kita laksanakan bersama, semua panitia. Meski panitia kenal peserta namun penilaian seadil mungkin. Ini untuk sosialisasi 1R1J. Tiap rumah harus ada 1 Jumantik," katanya.

Sementara itu, pada Lomba Gerak dan Lagu Mars 1R1J menetapkan juara, yakni RW IV juara 1, RW V juara 2, dan RW III juara 3. Juri dari unsur Kader Pemberdayaan Masyarakat, Bagian Pemerintahan dan Otoda Pemkot Surabaya, serta unsur Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Surabaya.

"Ada banyak indikator penilaian, yakni teknik suara, harmonisasi suara, penjiwaan, kompak, dan penampilan yang didalamnya ada kostum," kata Juri dari Bagian Pemerintahan dan Otoda Pemkot Surabaya Satrija Wibowo. (*)



(T.A052/B/B015/B015) 11-02-2018 13:01:12

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018