Malang (Antaranews Jatim) - Sedikitnya 3.000 nelayan di kawasan Sendangbiru Kabupaten Malang, Jatim masih enggan melaut, karena cuaca yang tak kunjung membaik dan tetap ekstrem dengan gelombang laut bisa mencapai lima meter.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang Endang Retnowati di Malang, Sabtu membenarkan kondisi cuaca ekstrem seperti angin kencang dan gelombang laut yang cukup tinggi masih menghantui para nelayan. "Karena kondisi cuaca yang masih kurang bersahabat ini, jumlah nelayan yang menangkap ikan berkurang jauh," katanya.

Sehingga, lanjutnya, hasil tangkapan ikan laut pun juga berkurang. Untuk menyambung hidup selama tidak melaut, nelayan banyak yang beralih profesi sebagai petani atau pekerjaan lainnya.

Ia mengemukakan selama cuaca ekstrem sejak Oktober atau Noember 2017, nelayan yang tetap nekat melaut hanya sekitar 20 persen dari jumlah keseluruhan nelayan yang ada di kawasan Pantai Sendangbiru tersebut.

Salah seorang nelayan Senangbiru, Wagimin mengatakan banyaknya nelayan yang tidak melaut berpengaruh terhadap produksi (hasil tangkapan) ikan nelayan yang dilelang di tempat pelelangan ikan (TPI). Volume ikan yang dilelang di TPI juga menurun drastis, apalagi sekarang banyak nelayan yang memilih langsung membawa hasil tangkapannya ke Muncar, Banyuwangi, ketimbang ke TPI Sendangbiru.

Sebab, kata Wagimin, kalau dibawa ke Muncar, nelayan bisa langsung menjual ke pedagang bukan ke tengkulak. Sementara di TPI Sendangbiru, nelayan menjual di TPI melalui proses lelang, baru dibawa ke TPI lama dan dijual pada pedagang.

Saat ini di kawasan Sendangbiru ada dua TPI, yakni TPI lama yang khusus untuk berjualan hasil tangkapan nelayan dan TPI baru (yang sebagian gedungnya masih dalam proses pembangunan) dipergunakan untuk proses lelang.

Menurut Wagimin, kemungkinan akhir Februari, nelayan baru memulai melaut karena cuaca sudah mulai membaik dan gelombang mulai surut. "Kemungkinan kami baru mulai melaut pada akhir Februari nanti, selain cuaca sudah membaik, kapal-kapal yang diperbaiki juga sudah selesai dan siap dipergunakan," ujarnya.

Ia mengemukakan kebutuhan anggaran untuk melaut sekitar Rp12 juta hingga Rp13 juta untuk waktu sepekan hingga 10 hari. "Selama sepekan hingga 10 hari melaut, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp12 juta sampai Rp13 jutaan. Hasil tangkapan juga lumayan, yang penting tidak sampai minus," ujarnya.

Lebih lanjut, Wagimin mengatakan akibat cuaca buruk dan banyak nelayan yang tidak melaut, produksi tangkapan menurun dan berdampak pada harga ikan yang rata-rata mengalami kenaikan, seperti baby tuna yang biasanya seharga Rp20 ribu sampai Rp 25 ribu menjadi Rp29 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram.

Ikan kakap merah yang sebelumnya seharga Rp40 ribu per kilogram menjadi Rp50 ribu per kilogram dan udang yang sebelumnya seharga Rp45 ribu per kilogram menjadi Rp50 ribu per kilogram, serta ikan sotong yang sebelumnya seharga Rp35 ribu menjadi Rp40 ribu sampai Rp45 ribu per kilogram.

Tinggi gelombang perairan laut selatan malang bisa sampai 5 meter dengan kecepatan angin 28 sampai 35 knot. Cuaca ekstrem diperkirakan masih akan berlangsung hingga pekan depan dan berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018