Kediri (Antaranews Jatim) - Satgas Pangan Polres Kediri, Jawa Timur, hingga saat ini belum menemukan praktik penimbunan bahan pokok terutama beras menyusul harga beras di pasar yang saat ini cukup tinggi saat ini.
"Satgas pangan tetap koordinasi dan kami mengupayakan dari bulog untuk operasi pasar, menekan harga beras tersebut. Kalau di Polres Kediri masih aman, sudah kami cek," kata Kepala Polres Kediri AKBP Erick Hermawan di Kediri, Jumat.
Ia mengatakan, tim satgas pangan rutin mengadakan pemantauan harga bahan pokok terutama beras. Hal itu sebagai upaya represif serta preventif untuk menekan harga beras. Pemantauan dilakukan di sejumlah pasar seluruh wilayah Kabupaten Kediri.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan polisi memang juga intensif memantau harga bahan pokok, sebagai upaya mencegah beragam kecurangan, seperti penimbunan ataupun tindakan lainnya. Hasil dari patroli juga rutin dilaporkan ke pusat.
Terkait dengan tingginya harga beras di pasar, ia mengatakan sudah koordinasi dengan bulog. Dari informasi yang didapatkan, tingginya harga beras karena anomali cuaca.
"Kalau keterangan bulog, ini karena anomali cuaca, jadi untuk pasokan tidak ada kendala. Karena kebutuhan dan jumlah tidak sesuai memicu harga beras naik," kata dia.
Harga beras di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Kediri saat ini masih tinggi. Untuk jenis bengawan harganya lebih dari Rp11 ribu per kilogram. Begitu juga dengan jenis mentik harganya lebih dari Rp10 ribu per kilogram, dan harga beras jenis IR64 harganya Rp11 ribu per kilogram.
Sementara itu, Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional Kediri Ahmad Kholisun mengatakan saat ini tanaman padi di wilayahnya, yaitu Kabupaten dan Kota Kediri, serta Kabupaten Nganjuk memang masih baru umurnya, sekitar satu bulan.
"Untuk tanaman padi saat ini rata-rata masih berumur satu bulan. Jadi, memang mulai November akhir hingga Desember mulai tanamnya. Januari ini memasuki paceklik dan pertengahan Februari hingga Maret nanti baru panen raya," katanya.
Bulog Kediri juga masih intensif mengadakan operasi pasar guna stabilisasi harga bahan pokok terutama beras. Operasi pasar memang dilakukan oleh Bulog Kediri sesuai dengan instruksi Kementerian Perdagangan, yang memperpanjang masa operasi pasar sampai akhir Januari 2018. Biasanya, bulog mengadakan operasi pasar di waktu tertentu misalnya menjelang hari raya, namun karena ada instruksi dari pusat dilakukan hingga Januari 2018.
Untuk jumlah beras yang dijual di operasi pasar, Ahmad mengatakan tidak tentu. Satu titik biasanya menghabiskan sekitar 7-10 ton per hari. Selain operasi pasar yang dilakukan secara langsung oleh Bulog Kediri, juga bekerjasama dengan mitra yaitu toko di pasar.
Para mitra juga menjual beras di toko mereka dari Bulog Kediri, dengan harga jual dari Bulog Kediri, yang tentunya juga lebih murah ketimabng harga beras yang ada di pasaran saat ini. Para mitra juga masih mendapatkan untung dari selisih harga yang telah diberikan. Harga jual beras ke konsumen adalah Rp9.300 per kilogram dengan kemasan isi lima kilogram.
"Kalau satgas rata-rata 7-10 ton per hari, tapi untuk mitra tidak terbatas, jadi sebanyak-banyaknya. Kami jual ke mitra, mereka lalu menjual ke pengecer. Mitra juga wajib menjual sesua dengan HET (harga eceran tertinggi)," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Satgas pangan tetap koordinasi dan kami mengupayakan dari bulog untuk operasi pasar, menekan harga beras tersebut. Kalau di Polres Kediri masih aman, sudah kami cek," kata Kepala Polres Kediri AKBP Erick Hermawan di Kediri, Jumat.
Ia mengatakan, tim satgas pangan rutin mengadakan pemantauan harga bahan pokok terutama beras. Hal itu sebagai upaya represif serta preventif untuk menekan harga beras. Pemantauan dilakukan di sejumlah pasar seluruh wilayah Kabupaten Kediri.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan polisi memang juga intensif memantau harga bahan pokok, sebagai upaya mencegah beragam kecurangan, seperti penimbunan ataupun tindakan lainnya. Hasil dari patroli juga rutin dilaporkan ke pusat.
Terkait dengan tingginya harga beras di pasar, ia mengatakan sudah koordinasi dengan bulog. Dari informasi yang didapatkan, tingginya harga beras karena anomali cuaca.
"Kalau keterangan bulog, ini karena anomali cuaca, jadi untuk pasokan tidak ada kendala. Karena kebutuhan dan jumlah tidak sesuai memicu harga beras naik," kata dia.
Harga beras di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Kediri saat ini masih tinggi. Untuk jenis bengawan harganya lebih dari Rp11 ribu per kilogram. Begitu juga dengan jenis mentik harganya lebih dari Rp10 ribu per kilogram, dan harga beras jenis IR64 harganya Rp11 ribu per kilogram.
Sementara itu, Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional Kediri Ahmad Kholisun mengatakan saat ini tanaman padi di wilayahnya, yaitu Kabupaten dan Kota Kediri, serta Kabupaten Nganjuk memang masih baru umurnya, sekitar satu bulan.
"Untuk tanaman padi saat ini rata-rata masih berumur satu bulan. Jadi, memang mulai November akhir hingga Desember mulai tanamnya. Januari ini memasuki paceklik dan pertengahan Februari hingga Maret nanti baru panen raya," katanya.
Bulog Kediri juga masih intensif mengadakan operasi pasar guna stabilisasi harga bahan pokok terutama beras. Operasi pasar memang dilakukan oleh Bulog Kediri sesuai dengan instruksi Kementerian Perdagangan, yang memperpanjang masa operasi pasar sampai akhir Januari 2018. Biasanya, bulog mengadakan operasi pasar di waktu tertentu misalnya menjelang hari raya, namun karena ada instruksi dari pusat dilakukan hingga Januari 2018.
Untuk jumlah beras yang dijual di operasi pasar, Ahmad mengatakan tidak tentu. Satu titik biasanya menghabiskan sekitar 7-10 ton per hari. Selain operasi pasar yang dilakukan secara langsung oleh Bulog Kediri, juga bekerjasama dengan mitra yaitu toko di pasar.
Para mitra juga menjual beras di toko mereka dari Bulog Kediri, dengan harga jual dari Bulog Kediri, yang tentunya juga lebih murah ketimabng harga beras yang ada di pasaran saat ini. Para mitra juga masih mendapatkan untung dari selisih harga yang telah diberikan. Harga jual beras ke konsumen adalah Rp9.300 per kilogram dengan kemasan isi lima kilogram.
"Kalau satgas rata-rata 7-10 ton per hari, tapi untuk mitra tidak terbatas, jadi sebanyak-banyaknya. Kami jual ke mitra, mereka lalu menjual ke pengecer. Mitra juga wajib menjual sesua dengan HET (harga eceran tertinggi)," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018