Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Sebanyak 140 warga di Kecamatan Tambakrejo dan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, batal menggelar demo karena tetap bisa bekerja di sumur minyak Tiung Biru (TBR) A, B dan C, di desa setempat dengan masa kontrak kerja 3 bulan.

Camat Tambakrejo, Bojonegoro Sukaemi, di Bojonegoro, Kamis, menjelaskan sebanyak 140 warga dari Desa Kalisumber, Kecamatan Tambakrejo dan Kecamatan Purwosari, yang tergabung dalam kelompok masyarakat (pokmas) semula akan menggelar demo, Kamis.

Warga, lanjut dia, akan menggelar demo karena PT Pertamina EP akan menutup operasi sumur minyak TBR A, B dan C, tempat warga bekerja di berbagai bidang pekerjaan, mulai penjaga perlintasan jalan, penjaga, juga bidang lainnya.

PT Pertamina EP menutup sumur minyak TBR A, B dan C, di Kalisumber, karena produksinya lebih banyak gas dibandingkan minyak.

"PT Pertamina EP melaksanakan "temporary plug and abandoned" atau penutupan sumur minyak TBR A, B, dan C di Desa Kalisumber, karena akan menggangu aktivitas pengembangan proyek unitisasi lapangan gas Jambaran-Tiung Biru (TBR)," kata dia menjelaskan.

Karena mendengar PT Pertamina EP menutut sumur minyak TBR A, B dan C itu, lanjut dia, warga akan menggelar demo dengan tuntutan tetap bisa dipekerjakan di proyek minyak itu.

Dari hasil mediasi dengan Manajemen PT Pertamina EP, perwakilan warga yang tergabung dalam pokmas serlam dua hari, menurut dia, disepakati warga sebagai tenaga kerja yang kontraknya berakhir 24 Januari, tetap bisa menjalin kontrak kerja selama tiga bulan.

"Kontrak kerja dimulai sejak 25 Januari, dengan waktu kontrak kerja selama tiga bulan," ucapnya menegaskan.

Selain itu, lanjut dia, warga juga bisa mengajukan usulan bisa dipekerjakan di proyek minyak di daerahnya itu kepada PT Pertamina EP selama setahun.

"Tapi hanya usulan. Soal persetujuannya menunggu perkembangan," ucapnya menegaskan.

Proyek unititasi pengembangan lapangan gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) diawali dengan peletakkan batu pertama oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan pada 25 September 2017.

Proyek dengan dengan investasi sebesar 1,547 miliar dolar Amerika Serikat bisa berjalan setelah ada pengurangan "plant of development" (POD) dari 2,1 miliar dolar Amerika Serikat menjadi 1,547 miliar dolar Amerika Serikat.

Selain itu juga ada kesepakatan antara PT Pertamina EP dengan PLN sebagai pembeli gas JTB dengan harga 7,6 dolar Amerika Serikat/juta standar kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/MMSCFD). (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018