Surabaya (Antaranews Jatim) - PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) menargetkan kenaikan laba pada tahun 2018 mencapai Rp5 triliun, dari total laba tahun 2017 sebesar Rp3 triliun, kata Direktur Utama PT PJB, Iwan Agung Firstantara.
"Iya memang ada peningkatan laba, dan hal ini tergantung juga dari steakholder untuk terus mengembangkan PJB dengan beberapa proyek kami," kata Iwan saat acara Diskusi Bisnis dan Ekonomi di Surabaya, Selasa.
Ia mengatakan, laba PJB selama ini didapatkan dari hasil produksi listrik seluruh pembangkit yang dikelola, kemudian dikurangi biaya produksi, dengan total 7 ribu MW lebih pembangkit yang dikelola dengan pendapatan diproyeksikan mencapai Rp33 triliun.
"Kami terus berupaya menekan biaya operasional, salah satunya dengan efisiensi, tujuan untuk mencapai target laba tersebut," katanya.
Ia mengatakan, efisiensi di PJB tahun 2017 mencapai Rp1,7 triliun, dan di tahun 2018 nilai efisiensi diharapkan sama, dengan mengganti penggunaan batubara berkalori 5.000 kilo kalori menjadi 4500 kilo kalori di PLTU yang dikelola PJB.
Selain itu, kata dia, efisiensi juga dilakukan dengan mematikan unit pembangkit yang biaya produksinya mahal, salah satunya PLTU di Gresik yang sudah berumur 35 tahun karena efisiensinya hanya sekitar 30 persen.
"Rencana mulai tahun ini kami matikan dan kita gantikan dengan pembangkit yang lebih efisien," ucapnya.
Terkait gas yang selama ini mengalir ke PLTU Gresik, akan dialihkan ke PLTG di Gresik yang akan dimodifikasi dari 500 KV menjadi 150 KV.
"Kami harap, melalui berbagai upaya tersebut, optimistis target laba bakal terpenuhi," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Iya memang ada peningkatan laba, dan hal ini tergantung juga dari steakholder untuk terus mengembangkan PJB dengan beberapa proyek kami," kata Iwan saat acara Diskusi Bisnis dan Ekonomi di Surabaya, Selasa.
Ia mengatakan, laba PJB selama ini didapatkan dari hasil produksi listrik seluruh pembangkit yang dikelola, kemudian dikurangi biaya produksi, dengan total 7 ribu MW lebih pembangkit yang dikelola dengan pendapatan diproyeksikan mencapai Rp33 triliun.
"Kami terus berupaya menekan biaya operasional, salah satunya dengan efisiensi, tujuan untuk mencapai target laba tersebut," katanya.
Ia mengatakan, efisiensi di PJB tahun 2017 mencapai Rp1,7 triliun, dan di tahun 2018 nilai efisiensi diharapkan sama, dengan mengganti penggunaan batubara berkalori 5.000 kilo kalori menjadi 4500 kilo kalori di PLTU yang dikelola PJB.
Selain itu, kata dia, efisiensi juga dilakukan dengan mematikan unit pembangkit yang biaya produksinya mahal, salah satunya PLTU di Gresik yang sudah berumur 35 tahun karena efisiensinya hanya sekitar 30 persen.
"Rencana mulai tahun ini kami matikan dan kita gantikan dengan pembangkit yang lebih efisien," ucapnya.
Terkait gas yang selama ini mengalir ke PLTU Gresik, akan dialihkan ke PLTG di Gresik yang akan dimodifikasi dari 500 KV menjadi 150 KV.
"Kami harap, melalui berbagai upaya tersebut, optimistis target laba bakal terpenuhi," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018