Tulungagung (Antaranews Jatim) - Pengurus Cabang Fatayat NU Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menjatuhkan pilihan dukungan ke bakal calon petahana sebagai Bupati/Wakil Bupati periode 2018-2023.
"Itu salah satu hasil ikhtiar yang diambil PC Fatayat NU (Tulungagung) dalam menghadapi kontestasi Pilkada 2018," kata Ketua PC Fatayat NU Tulungagung Nihayatus Sholihah di Tulungagung, Senin.
Akan tetapi fatwa politik Fatayat NU Tulungagung tak hanya sebatas pilkada di tingkat lokal Tulungagung.
Dalam fatwa putusan yang disebut sebagai hasil ikhtiar organisasi tersebut, Fatayat NU Tulungagung juga menyinggung arah dukungan di Pilgub Jatim yang diberikan kepada pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) - Puti Guntur Soekarno Putri.
Soal dukungan ke Gus Ipul ini, Fatayat NU Tulungagung bahkan menempatkan pada urutan pertama dari dua poin fatwa yang disebar melalui grup percakapan whatsapp internal Fatayat, maupun secara berantai antaranggota.
Menurut Niha, demikian Nihayatus Sholihah biasa disapa, ada dua pertimbangan utama mereka memilih mendukung Gus Ipul ketimbang Khofifah.
Pertama, kata dia, yakni karena PWNU Jatim selaku organisasi induk Fatayat telah memutuskan mendukung Gus Ipul di Pilgub Jatim.
Sementara pertimbangan kedua, lanjut dia, secara struktural organisasi Ketua PW Fatayat NU Jatim telah bulan mendukung Gus Ipul, bahkan ketua dan beberapa pengurus menjadi tim inti pemenangan Wagub Jatim periode 2013-2018 tersebut.
"Kami tentu juga melakukan diskusi dan pembahasan mendalam tentang bagaimana sikap dan arah politik Fatayat NU (Tulungagung) dalam kontestasi pilkada 2018, termasuk di Tulungagung yang kami teguhkan kembali kepada pasangan Sahto," ujar Niha.
"Sebenarnya siapapun yang terpilih tetap saja kader terbaik NU. Namun kita dalam dua periode pilgub sebelumnya, bersama Muslimat, sudah mendukung Ibu Khofifah. Sekarang saatnya untuk menentukan sikap lebih rasional dengan mempertimbangkan sikap PWNU sebagai organisasi induk kami maupun PW Fatayat Jatim," kata Niha, demikian aktivis perempuan nahdliyin ini biasa disapa.
Tak berbeda dalam kontestasi pemilukada di Kabupaten Tulungagung, yang digelar serentak dengan daerah-daerah lain se-Indonesia, termasuk Pilgub Jatim.
Niha atau Nihaya menegaskan Fatayat NU Tulungagung sudah menjatuhkan pilihan kepada pasangan petahana, Syahri Mulyo dan Maryoto Bhirowo.
Alasan bahwa pasangan petahana ini sebagai pemimpin yang sudah dikenal dan membuktikan kinerjanya, menjadi pertimbangan utama Fatayat.
Komunikasi juga sudah mereka lakukan kepada para calon, baik ke Syahri, Maryoto, maupun istri kedua pemimpin tersebut.
"Perkembangan infrastruktur daerah di bawah kepemimpinan pak Syahri dan Maryoto selama ini baik. Tentu kami berharap yang baik-baik ini bisa dilanjutkan," ujarnya.
Selain juga komitmen Sahto dalam hal pemberdayaan dan perlindungan kaum perempuan serta anak-anak yang menjadi salah satu fokus program Fatayat dalam kerangka pergerakan organisasi Nahdliyin di Kota Marmer selama ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Itu salah satu hasil ikhtiar yang diambil PC Fatayat NU (Tulungagung) dalam menghadapi kontestasi Pilkada 2018," kata Ketua PC Fatayat NU Tulungagung Nihayatus Sholihah di Tulungagung, Senin.
Akan tetapi fatwa politik Fatayat NU Tulungagung tak hanya sebatas pilkada di tingkat lokal Tulungagung.
Dalam fatwa putusan yang disebut sebagai hasil ikhtiar organisasi tersebut, Fatayat NU Tulungagung juga menyinggung arah dukungan di Pilgub Jatim yang diberikan kepada pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) - Puti Guntur Soekarno Putri.
Soal dukungan ke Gus Ipul ini, Fatayat NU Tulungagung bahkan menempatkan pada urutan pertama dari dua poin fatwa yang disebar melalui grup percakapan whatsapp internal Fatayat, maupun secara berantai antaranggota.
Menurut Niha, demikian Nihayatus Sholihah biasa disapa, ada dua pertimbangan utama mereka memilih mendukung Gus Ipul ketimbang Khofifah.
Pertama, kata dia, yakni karena PWNU Jatim selaku organisasi induk Fatayat telah memutuskan mendukung Gus Ipul di Pilgub Jatim.
Sementara pertimbangan kedua, lanjut dia, secara struktural organisasi Ketua PW Fatayat NU Jatim telah bulan mendukung Gus Ipul, bahkan ketua dan beberapa pengurus menjadi tim inti pemenangan Wagub Jatim periode 2013-2018 tersebut.
"Kami tentu juga melakukan diskusi dan pembahasan mendalam tentang bagaimana sikap dan arah politik Fatayat NU (Tulungagung) dalam kontestasi pilkada 2018, termasuk di Tulungagung yang kami teguhkan kembali kepada pasangan Sahto," ujar Niha.
"Sebenarnya siapapun yang terpilih tetap saja kader terbaik NU. Namun kita dalam dua periode pilgub sebelumnya, bersama Muslimat, sudah mendukung Ibu Khofifah. Sekarang saatnya untuk menentukan sikap lebih rasional dengan mempertimbangkan sikap PWNU sebagai organisasi induk kami maupun PW Fatayat Jatim," kata Niha, demikian aktivis perempuan nahdliyin ini biasa disapa.
Tak berbeda dalam kontestasi pemilukada di Kabupaten Tulungagung, yang digelar serentak dengan daerah-daerah lain se-Indonesia, termasuk Pilgub Jatim.
Niha atau Nihaya menegaskan Fatayat NU Tulungagung sudah menjatuhkan pilihan kepada pasangan petahana, Syahri Mulyo dan Maryoto Bhirowo.
Alasan bahwa pasangan petahana ini sebagai pemimpin yang sudah dikenal dan membuktikan kinerjanya, menjadi pertimbangan utama Fatayat.
Komunikasi juga sudah mereka lakukan kepada para calon, baik ke Syahri, Maryoto, maupun istri kedua pemimpin tersebut.
"Perkembangan infrastruktur daerah di bawah kepemimpinan pak Syahri dan Maryoto selama ini baik. Tentu kami berharap yang baik-baik ini bisa dilanjutkan," ujarnya.
Selain juga komitmen Sahto dalam hal pemberdayaan dan perlindungan kaum perempuan serta anak-anak yang menjadi salah satu fokus program Fatayat dalam kerangka pergerakan organisasi Nahdliyin di Kota Marmer selama ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018