Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Ngawi, Jawa Timur, meminta daerah Bengawan Solo hilir, Jawa Timur, meningkatkan kewaspadaan, karena daerah Ngawi masuk siaga banjir.
"Bengawan Madiun di Ngawi masuk siaga II (kuning) sejak Sabtu pukul 01.00 WIB dengan ketinggian air mencapai 7,45 meter," kata Petugas Posko Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Ngawi Andi Supardjo, Sabtu.
Menyusul setelah itu ketinggian air di Ndungus, Ngawi itu, lanjut dia, juga masih naik hingga mencapai 7,85 meter pukul 03.00 WIB.
Akibat kenaikan air di Ndungus, Ngawi itu, ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, Bojonegoro, juga naik hingga mencapai 27,00 meter pukul 06.00 WIB dan meningkat menjadi 27, 70 meter pukul 09.00 WIB.
"Kami minta daerah hilir Jatim, meningkatkan kewaspadaan," ujarnya menegaskan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo, menjelaskan ketinggian air Bengawan Solo di daerahnya ada kecenderungan naik sehari terakhir ini, namun masih di bawah siaga banjir.
Ketinggian air Bengawan Solo di taman Bengawan Solo (TBS) mencapai 12,63 meter pukul 06.00 WIB dan naik menjadi 12,95 meter pukul 09.00 WIB.
"Air Bengawan Solo di Bojonegoro cenderung naik karena pengaruh kiriman banjir dari hulu dan pengaruh hujan lokal," ucapnya menjelaskan.
Menurut dia, hujan lokal di daerahnya yang terjadi sehari lalu juga mengakibatkan banjir bandang di sejumlah desa di Kecamatan Gondang dan Sekar.
"Banjir bandang di Sekar tidak lama, langsung surut," ucap Camat Sekar Ahmad Yusuf menambahkan.
Namun, menurut laporan Camat Gondang Machfud, banjir bandang sehari lalu di Desa Gondanglor dan Pragelan, mengakibatkan jembatan desa di Desa Pragelan, ambles sehingga tidak bisa dilewati kendaraan termasuk pejalan kaki.
Banjir bandang yang terjadi sekitar 1,5 jam itu akibat jebolnya tanggul sodetan sungai yang kemudian air sungai menggenangi pemukiman warga dan lahan pertanian.
"Saat ini kami masih melakukan pendataan kerusakan rumah juga lahan pertanian akibat banjir bandang," ucapnya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Bengawan Madiun di Ngawi masuk siaga II (kuning) sejak Sabtu pukul 01.00 WIB dengan ketinggian air mencapai 7,45 meter," kata Petugas Posko Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Ngawi Andi Supardjo, Sabtu.
Menyusul setelah itu ketinggian air di Ndungus, Ngawi itu, lanjut dia, juga masih naik hingga mencapai 7,85 meter pukul 03.00 WIB.
Akibat kenaikan air di Ndungus, Ngawi itu, ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, Bojonegoro, juga naik hingga mencapai 27,00 meter pukul 06.00 WIB dan meningkat menjadi 27, 70 meter pukul 09.00 WIB.
"Kami minta daerah hilir Jatim, meningkatkan kewaspadaan," ujarnya menegaskan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo, menjelaskan ketinggian air Bengawan Solo di daerahnya ada kecenderungan naik sehari terakhir ini, namun masih di bawah siaga banjir.
Ketinggian air Bengawan Solo di taman Bengawan Solo (TBS) mencapai 12,63 meter pukul 06.00 WIB dan naik menjadi 12,95 meter pukul 09.00 WIB.
"Air Bengawan Solo di Bojonegoro cenderung naik karena pengaruh kiriman banjir dari hulu dan pengaruh hujan lokal," ucapnya menjelaskan.
Menurut dia, hujan lokal di daerahnya yang terjadi sehari lalu juga mengakibatkan banjir bandang di sejumlah desa di Kecamatan Gondang dan Sekar.
"Banjir bandang di Sekar tidak lama, langsung surut," ucap Camat Sekar Ahmad Yusuf menambahkan.
Namun, menurut laporan Camat Gondang Machfud, banjir bandang sehari lalu di Desa Gondanglor dan Pragelan, mengakibatkan jembatan desa di Desa Pragelan, ambles sehingga tidak bisa dilewati kendaraan termasuk pejalan kaki.
Banjir bandang yang terjadi sekitar 1,5 jam itu akibat jebolnya tanggul sodetan sungai yang kemudian air sungai menggenangi pemukiman warga dan lahan pertanian.
"Saat ini kami masih melakukan pendataan kerusakan rumah juga lahan pertanian akibat banjir bandang," ucapnya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018