Pamekasan (Antara Jatim) - Ademisi dari Universitas Madura (Unira) Pamekasan, Jawa Timur Imadoedin menyatakan, potensi konflik dalam pelaksanaan Pilkada Pamekasan 2018 perlu diwaspadai semua pihak.
"Caranya tentang harus memperhatikan dengan jeli setiap tahapan pilkada yang berpotensi menimbulkan persoalan," kata Imad saat menjadi pembicara dalam acara Pelatihan dan Pendidikan Politik DPC Partai Demokrat di aula gedung PKPRI Pamekasan, Minggu.
Dosen Ilmu Politik pada Fakultas Ilmu Administrasi Negera (FIA) Unira Pamekasan ini lebih lanjut menjelaskan, ada beberapa hal yang berpotensi menimbulkan konflik. Antara lain penetapan data daftar pemilih, serta akurasi pencatatan hasil perolehan suara.
"Selain itu, perbaikan daftar pemilih dari daftar pemilih sementara ke daftar pemilih tetap, cenderung tidak sesuai harapan, bahkan ada yang tidak berubah," ujarnya.
Oleh karenanya, sambung Imad, tahapan pada proses perubahan dari DPS ke DPT tersebut harus benar-benar diperhatikan oleh pengurus semua pihak, termasuk pengurus partai untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"DPT itu merupakan salah satu potensi konflik di setiap pemilu dan pemilu legislatif," ujar mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pamekasan ini, menjelaskan.
Diklat Politik yang digelar DPC Partai Demikrat Pamekasan itu diikuti oleh perwakilan kader partai dari 13 kecamatan di wilayah itu.
Imadoeddin merupakan satu dari tiga pemateri lainnya yang diundang sebagai pembicara dalam kegiatan itu.
Pemateri lainnya adalah KH Fariduddin Tamim, membahas tentang Peran Ulama dalam Bidang Politik, dan Ketua Komisi I DPRD Pamekasan Ismail, tentang Undang-Undang Pemilu.
Menurut panitia pelaksana kegiatan itu Taufan Ahmadi, diklat politik bagi para kader Partai Demokrat itu dimaksudkan untuk menambah wawasan, serta meningkatkan pengetahuan kader partai tentang politik, sesuai dengan orientasi partai, yakni nasionalis dan religius. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017