Ponorogo (Antara Jatim) – Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur membangun Lingkungan Industri Kecil (LIK) Batik guna membangkitkan kembali industri batik lokal Ponorogo.
Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, Rabu mengatakan sejumlah gedung yang saat ini sedang dibangun di atas lahan seluas enam hektare tersebut rencananya untuk menampung seluruh perajin batik di Ponorogo.
“Saya punya mimpi untuk membangkitkan kembali industri batik lokal Ponorogo. Rencana saya seluruh perajin batik di Ponorogo akan saya kumpulkan di LIK yang merupakan sentra batik itu,” kata Ipong.
Menurut Ipong, dalam upaya membangkitkan industri batik khas Ponorogo, selain menyediakan tempat produksi yang nyaman dan baik, juga menciptakan pasarnya.
“Saya juga akan menciptakan pasar bagi perajin batik. Misalnya pada setiap Kamis seluruh pelajar mulai SD hingga SMA wajib mengenakan batik khas Ponorogo. Kalau jumlah pelajar mulai SD hingga SMA itu sebanyak 120 ribu maka jumlahnya sudah miliran rupiah,” tuturnya.
Bukan hanya pelajar yang diwajibkan mengenakan batik khas Ponorogo. Ipong juga mewajibkan kepada seluruh PNS pada hari tertentu mengenakan batik khas Ponorogo.
Di areal LIK batik, lanjutnya juga akan dibuat sentra reog Ponorogo. Mulai perajin reog dan gamelannya, juga akan disediakan panggung mini untuk pertunjukan kesenian termasuk pementasan reog Ponorogo.
“Sehingga wisatawan baik itu lokal maupun mancanegara yang datang ke Ponorogo bisa menyaksikan bagaimana caranya membuat reog maupun gamelannya. Wisatawan sewaktu-waktu juga bisa menyaksikan pertunjukan reog ,” ujarnya.
Karena selama ini, kata Ipong kalau ada wisatawan datang ke Ponorogo ingin sewaktu-waktu menyaksikan pertunjukan reog tidak bisa.
“Nanti akan kita buatkan jadwal reguler pertunjukan reog. kalau misalnya jumlah pengunjungnya banyak, setiap jam akan bisa ditampilkan pertunjukan reog,” kata Ipong. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, Rabu mengatakan sejumlah gedung yang saat ini sedang dibangun di atas lahan seluas enam hektare tersebut rencananya untuk menampung seluruh perajin batik di Ponorogo.
“Saya punya mimpi untuk membangkitkan kembali industri batik lokal Ponorogo. Rencana saya seluruh perajin batik di Ponorogo akan saya kumpulkan di LIK yang merupakan sentra batik itu,” kata Ipong.
Menurut Ipong, dalam upaya membangkitkan industri batik khas Ponorogo, selain menyediakan tempat produksi yang nyaman dan baik, juga menciptakan pasarnya.
“Saya juga akan menciptakan pasar bagi perajin batik. Misalnya pada setiap Kamis seluruh pelajar mulai SD hingga SMA wajib mengenakan batik khas Ponorogo. Kalau jumlah pelajar mulai SD hingga SMA itu sebanyak 120 ribu maka jumlahnya sudah miliran rupiah,” tuturnya.
Bukan hanya pelajar yang diwajibkan mengenakan batik khas Ponorogo. Ipong juga mewajibkan kepada seluruh PNS pada hari tertentu mengenakan batik khas Ponorogo.
Di areal LIK batik, lanjutnya juga akan dibuat sentra reog Ponorogo. Mulai perajin reog dan gamelannya, juga akan disediakan panggung mini untuk pertunjukan kesenian termasuk pementasan reog Ponorogo.
“Sehingga wisatawan baik itu lokal maupun mancanegara yang datang ke Ponorogo bisa menyaksikan bagaimana caranya membuat reog maupun gamelannya. Wisatawan sewaktu-waktu juga bisa menyaksikan pertunjukan reog ,” ujarnya.
Karena selama ini, kata Ipong kalau ada wisatawan datang ke Ponorogo ingin sewaktu-waktu menyaksikan pertunjukan reog tidak bisa.
“Nanti akan kita buatkan jadwal reguler pertunjukan reog. kalau misalnya jumlah pengunjungnya banyak, setiap jam akan bisa ditampilkan pertunjukan reog,” kata Ipong. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017