Tulungagung (Antara Jatim) - Aparat Polsek Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menangkap dua dari tiga siswa diduga menjadi pelaku pengeroyokan terhadap BS (13), teman sekelasnya dengan cara "dikalang" ala gladiator yang disaksikan puluhan siswa lain pada Sabtu (16/12).
    
Kapolsek Boyolangu AKP Puji Widodo, Senin mengatakan, kasus tersebut sempat menjadi atensi penanganan perkara di jajarannya namun kemudian dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Tulungagung karena pelaku dan korban masih di bawah umur.
    
"Kami membantu saja, untuk penanganan perkara saat ini sudah ditangani Unit PPA," kata Puji Widodo.
    
Belum ada keterangan resmi dari pihak Satreskrim Polres Tulungagung mengenai kasus tersebut, karena penyelidikan masih terus dilakukan, termasuk upaya mediasi.
 
Namun pihak keluarga BS, Hendro Wiyono, mereka menginginkan kasus pengeroyokan yang mengakibatkan korban menderita luka parah di bagian dahi hingga rahang itu untuk diproses sesuai hukum berlaku.

"Keponakan saya harus menjalani operasi besar karena tulang dahinya sampai pangkal hidung retak," ujar paman korban, Hindro Wiyono.

Cerita saksi dan korban, BS dikeroyok tiga temannya sesama siswa kelas VII SMPN 1 Boyolangu saat jam pelajaran kosong, menunggu pembagian raport.

BS dikeroyok dalam posisi disaksikan puluhan siswa lain yang menonton aksi pengeroyokan ala gladiator.

"Ada banyak siswa yang melihat tapi tidak berbuat apa-apa. Bahkan ada yang mengadu dengan memasang taruhan," kata salah seorang saksi tak mau disebut namanya.

Sedangkan pengakuan BS, dia awalnya berkelahi dengan salah seorang pelaku berinisial Ctr (14) karena sering melakukan perundungan kepadanya.

Perkelahian itu berlangsung singkat dan keduanya segera dipisah oleh teman-temannya.

Namun Ctr kemudian datang bersama dua temannya, Ek (14) dan Vt (14).

Tiga siswa ini kemudian mengeroyok BS hingga terjatuh. Saat jatuh itu kepala BS membentur pinggiran lantai, hingga kepalanya terluka parah.

"Semua memukuli saya. Setelah saya jatuh, mereka kabur," ucap BS.
    
Pihak keluarga sempat melapor ke Polsek Boyolangu. Polisi kemudian bergerak dan menangkap Vt dan Ctr.

Namun Ek melarikan diri. Menurut penuturan Vt, ada yang memaksa agar BS dan Ctr berkelahi. Vt juga mengaku tidak ikut memukul Ctr. 
    
Bahkan Vt mengaku yang melaporkan kejadian itu guru yang sedang berjaga.

"Waktu itu tidak ada pelajaran karena persiapan penerimaan rapor. Saya lapor ke guru  yang piket," kata Vt.
 
Masih menurut Vt, laporannya itu malah ditertawakan oleh guru jaga. Untuk kedua kalinya Vt melapor ke guru.

Namun saat itu BS sudah terluka dan berlumuran darah.  "Saya tidak ikut mengeroyok, saya justru berusaha memisah," ucap Vt. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017