Malang (Antara Jatim) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang memfasilitasi usaha mikro kecil menengah (UMKM) binaannya untuk mengenali potensi sekaligus selera pasar (konsumen) terkait berbagai produk yang dihasilkannya.

Kepala Kantor Perwakilan BI Malang Dudi Herawadi, Minggu mengatakan UMKMang menjadi binaannya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan cukup signifikan, termasuk jumlah kredit yang dikucurkan dari perbankan di wilayah kerja BI Malang juga meningkat, bahkan melampaui target.

"Hingga saat ini kredit yang dikucurkan perbankan di wilayah kerja BI Malang untuk UMKM mencapai Rp40 triliun dan 36 persen atau sekitar Rp14 triliun diantaranya untuk pembiayaan UMKM," kata Dudi Herawadi di sela gelar UMKM Fair 2017 binaan BI Malang yang digelar pada 16-17 Desember 2017 di Malang, Jawa Timur.

Untuk target nasional, katanya, penyaluran kredit UMKM pada tahun ini sekitar 20 persen dan di wilayah BI Malang sudah mencapai 36 persen dari total kredit yang disalurkan.

Ia mengakui meski mendapatkan kucuran kredit cukup besar, masih banyak kendala yang dialami UMKM, di antaranya adalah daya saing yang masih kurang. Oleh karena itu, perlu ada pembinaan untuk meningkatkan kualitas setiap produk yang dihasilkan oleh para pelaku UMKM.

Menyinggung pameran UMKM di salah satu mall terbesar di Malang itu, Dudi mengatakan pihaknya berupaya memfasilitasi UMKM untuk menangkap potensi pasar. Selain itu, juga untuk mengenalkan produk-produk UMKM agar lebih dikenal masyarakat luas, bahkan manajemen UMKM bisa memahami keinginan pasar.

Sejumlah produk UMKM binaan BI Malang, perbankan, dan binaan Pemkot Kota Malang dipamerkan dengan tujuan, selain memperkenalkan produk juga untuk mengenalkan pola pasar agar pelaku usaha memahami selera pasar. "Dengan pameran ini, saya rasa UMKM bisa memahami seperti apa selera pasar, termasuk yang sedang ngetren," ujarnya.

Sementara itu, sebelumnya Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Malang Tri Widyani mengatakan keberadaan UMKM cukup tangguh dari serbuan badai, bahkan pasca-krisis ekonomi, UMKM pun masih terus bertahan dan dapat melewati masa sulit.

Namun demikian, lanjutnya, bukan berarti UMKM bisa terus melaju, banyak persoalan yang dihadapinya, terutama masalah permodalan dan kemampuan SDM yang kurang menguasai teknologi. Selain itu, juga masalah manajemen pengelolaan dan pemasaran yang belum berkembang dan mapan, sehingga daya saingnya rendah.

Untuk meningkatkan daya saing itu, lanjutnya, perlu menggandeng banyak pihak, termasuk menggelar banyak pameran di lokasi-lokasi strategis agar konsumen lebih mengenal produk UMKM yang sebenarnya kualitasnya tidak kalah dengan produk bermerek ternama.

"UMKM akan menjadi salah satu usaha ekonomi kreatif, mandiri, tangguh, dan berprospek cerah. Dan, UMKM juga mampu menyerap tenaga kerja dan berkontribusi positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat," ucapnya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017