Pacitan (Antara Jatim) - Sejumlah awak media mengeluhkan perubahan lokasi wawancara di tempat (door stop) yang dirancang Biro Penerangan Korem 081/Dirotsaha Jaya karena tidak sesuai skenario awal sehingga membuat sebagian wartawan kecele.
"Kemarin (Jumat, 8/12) malam kami diwanti-wanti bahwa 'door-stop' hanya dilakukan di titik terakhir kunjungan Presiden (Joko Widodo), yakni di Ponpes Al Fattah Kikil, Arjosari. Ternyata lokasi berubah tanpa pemberutahuan kepada wartawan," kata Slamet Widodo, wartawan media elektronik nasional yang meliput di Pacitan, Sabtu.
Akibatnya, Slamet mengaku sempat pontang-panting. Informasi perubahan lokasi wawancara dengan Presiden baru dia ketahui kurang lima menit sebelum door-stop dilakukan.
Slamet dan sejumlah awak media yang sudah terlanjur siaga menunggu Presiden Jokowi di Ponpes Al Fattah Kikil pun harus berpindah dengan terburu menuju lokasi wawancara yang diinginkan Presiden Joko Widodo di SMPN 1 Arjosari.
"Untung jaraknya hanya 500 meter sehingga masih dapat wawancara meski terlambat. Kalau (lokasi) jauh, kekeliruan membuat skenario seperti ini bisa sangat merugikan," ucap Purwo, wartawan media daring nasional sekaligus pimpinan radio lokal di Pacitan.
Tak seberuntung Slamet dan Purwo, sejumlah wartawan lain yang bertahan di Ponpes Al Fattah Kikil akhirnya kecele.
Mereka bahkan tak mendapat kesempatan wawancara kedua karena saat Presiden Joko Widodo menyambangi ponpes yang memiliki ribuan santri ini sudah tak melayani konfirmasi media.
Saat dikomplain wartawan, Kepala Penerangan Korem 081/Dirotsaha Jaya Mayor (Inf) Timbul Moedjihartoyo menyampaikan permintaan maaf karena perubahan jadwal mendadak dari Rumah Tangga Pers Kepresidenan (Rumgapers).
"Iya, kami minta maaf kepada teman-teman media atas perubahan jadwal tersebut," kata Timbul.
Sehari sebelumnya, Kapenrem 081/DSJ Mayor Timbul telah mengumpulkan awak media yang telah siaga di Pacitan maupun penugasan di wilayah tersebut, dengan tujuan berkoordinsi mengenai rencana kegiatan Presiden RRI Joko Widodo di Pacitan dan berkaitan teknis peliputan yang dikaitkan dengan sistem pengamanan kepala negara.
Saat itu Kapenrem menginformasikan titik kunjungan Presiden Jokowi ada di empat titik, dan awak media diminta memilih masing-masing satu lokasi peliputan yang diinginkan.
Namun Kapenrem juga mengingatkan, di tiga lokasi awal kegiatan Presiden Jokowi, yakni saat meninjau rehabilitasi tanggul Sungai Grindulu yang kebol di Ploso Kecamatan Pacitan, di Ponpes Tremas Kecamatan Arjosari dan SMPN 1 Arjosari, awak media dilarang melakukan wawancara di tepat atau "door-stop".
Ia berulangkali mengatakan bahwa sesi wawancara hanya diberikan saat di lokasi kunjungan terakhir Presiden Joko Widodo, yaitu di Ponpes Al Fattah Kikil, Arjosari. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Kemarin (Jumat, 8/12) malam kami diwanti-wanti bahwa 'door-stop' hanya dilakukan di titik terakhir kunjungan Presiden (Joko Widodo), yakni di Ponpes Al Fattah Kikil, Arjosari. Ternyata lokasi berubah tanpa pemberutahuan kepada wartawan," kata Slamet Widodo, wartawan media elektronik nasional yang meliput di Pacitan, Sabtu.
Akibatnya, Slamet mengaku sempat pontang-panting. Informasi perubahan lokasi wawancara dengan Presiden baru dia ketahui kurang lima menit sebelum door-stop dilakukan.
Slamet dan sejumlah awak media yang sudah terlanjur siaga menunggu Presiden Jokowi di Ponpes Al Fattah Kikil pun harus berpindah dengan terburu menuju lokasi wawancara yang diinginkan Presiden Joko Widodo di SMPN 1 Arjosari.
"Untung jaraknya hanya 500 meter sehingga masih dapat wawancara meski terlambat. Kalau (lokasi) jauh, kekeliruan membuat skenario seperti ini bisa sangat merugikan," ucap Purwo, wartawan media daring nasional sekaligus pimpinan radio lokal di Pacitan.
Tak seberuntung Slamet dan Purwo, sejumlah wartawan lain yang bertahan di Ponpes Al Fattah Kikil akhirnya kecele.
Mereka bahkan tak mendapat kesempatan wawancara kedua karena saat Presiden Joko Widodo menyambangi ponpes yang memiliki ribuan santri ini sudah tak melayani konfirmasi media.
Saat dikomplain wartawan, Kepala Penerangan Korem 081/Dirotsaha Jaya Mayor (Inf) Timbul Moedjihartoyo menyampaikan permintaan maaf karena perubahan jadwal mendadak dari Rumah Tangga Pers Kepresidenan (Rumgapers).
"Iya, kami minta maaf kepada teman-teman media atas perubahan jadwal tersebut," kata Timbul.
Sehari sebelumnya, Kapenrem 081/DSJ Mayor Timbul telah mengumpulkan awak media yang telah siaga di Pacitan maupun penugasan di wilayah tersebut, dengan tujuan berkoordinsi mengenai rencana kegiatan Presiden RRI Joko Widodo di Pacitan dan berkaitan teknis peliputan yang dikaitkan dengan sistem pengamanan kepala negara.
Saat itu Kapenrem menginformasikan titik kunjungan Presiden Jokowi ada di empat titik, dan awak media diminta memilih masing-masing satu lokasi peliputan yang diinginkan.
Namun Kapenrem juga mengingatkan, di tiga lokasi awal kegiatan Presiden Jokowi, yakni saat meninjau rehabilitasi tanggul Sungai Grindulu yang kebol di Ploso Kecamatan Pacitan, di Ponpes Tremas Kecamatan Arjosari dan SMPN 1 Arjosari, awak media dilarang melakukan wawancara di tepat atau "door-stop".
Ia berulangkali mengatakan bahwa sesi wawancara hanya diberikan saat di lokasi kunjungan terakhir Presiden Joko Widodo, yaitu di Ponpes Al Fattah Kikil, Arjosari. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017