PBB, New York, (Antara/Xinhua-OANA) - Lonjakan baru-baru ini dalam perang di Yaman --termasuk laporan mengenai sebanyak 100 orang yang tewas dan ratusan lagi cedera-- "sangat terganggu", kata Kepala Juru Bicara PBB Stephane Dujarric pada Senin (4/12).

"Kami kembali menyeru semua pihak yang berperang bagi penghentian segera permusuhan di Sana'a," kata Dujarric kepada wartawan di Markas Besar PBB, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. "Kami tak bisa melebih-lebihkan bahwa tak ada penyelesaian politik bagi konflik yang berkecamuk di Yaman."

"PBB siap memfasilitasi penyelesaian politik melalui perundingan yang melibatkan semua pihak, adil dan berkesinambungan," katanya.

"Kami menyaksikan peristiwa terurai di sana  jadi sangat mengganggu, dan bentrokan darat serta serangan udara meningkat secara dramatis di Sana'a serta gubernuran di sekitarnya," kata Dujarric. "Laporan awal menunjukkan sebanyak 100 orang telah tewas dan ratusan orang lagi mungkin cedera."

"Kami juga telah memperhatikan pembunuhan yang dilaporkan pagi ini atas mantan presiden Ali Abdullah Saleh serta beberapa orang dekatnya," katanya.

Gerilyawan Syiah Al-Houthi didukung oleh koalisi pimpinan Iran dan sebelumnya mendukung Saleh sementara Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang diakui masyarakat internasional, didukung oleh koalisi pimpinan Arab Saudi.

Juru Bicara PBB tersebut mengatakan rekan kemanusiaannya "menerima seruan bantuan putus-asa dari keluarga yang terjebak, tapi tak bisa mencapai mereka yang telah cedera dan beredar laporan bahwa mobil ambulans pun diserang".

"Penting bahwa warga sipil dilindungi, bahwa orang yang cedera diberi akses aman ke perawatan medis dan bahwa semua pihak memfasilitasi akses kemanusiaan penyelamat nyawa," kata Dujarric.

Ia juga mengatakan Koordinator Kemanusiaan buat Yaman Jamie McGoldrick telah menyeru semua pihak dalam konflik "agar secara mendesak memungkinkan jeda kemanusiaan (pada Selasa), memungkinkan warga sipil meninggalkan rumah mereka dan mencari bantuan serta perlindungan dan memfasilitasi gerakan pekerja bantuan guna menjamin berlanjutnya program penyelamat nyawa".

Pada Ahad (3/12), Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengeluarkan pernyataan. Ia mengatakan, "Meletusnya kerusuhan terkini tak perlu terjadi pada saat paling buruk buat rakyat Yaman, yang sudah terjebak dalam krisis kemanusiaan terbesar di dunia."(*)

Pewarta: Supervisor

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017