Jember (Antara Jatim) - Komoditas beras menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Kabupaten Jember, Jawa Timur pada bulan November 2017 dengan laju inflasi bulanan "month to month" sebesar 0,34 persen dan inflasi tahunan "year on year" sebesar 1,39 persen.

"Kenaikan harga beras bulan November rata-rata Rp500 per kilogram untuk semua jenis kualitas yang terjadi pada semua pasar dan responden," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Indriya Purwaningsih di Kantor BPS setempat, Senin.

Pada bulan November 2017, Kabupaten Jember mengalami inflasi sebesar 0,34 persen, yang ditunjukkan oleh kenaikkan indek harga konsumen (IHK) dari bulan Oktober 2017 sebesar 125,62 persen menjadi sebesar 126,05 persen pada bulan November 2017.

"Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi yakni pertama adalah beras, kemudian disusul telur ayam ras, batu bata/batu tela, bawang merah, daging ayam ras, tomat sayur, wortel, bensin, daging sapi, dan bawang putih," tuturnya.

Menurutnya kenaikkan harga beras tersebut mulai terjadi sejak pekan ketiga bulan November 2017 karena produksi padi dan masa panen jarang di tingkat petani pada soubround 4 lebih sedikit dibanding soubround 1, 2 dan 3, namun stok beras di Jember masih terjaga aman.

"Beras mengalami inflasi sebesar 2,85 persen dan memberikan sumbangan inflasi pada bulan November 2017 sebesar 0,145 persen. Bahkan inflasi sebagian besar kabupaten/kota IHK di Jatim dipicu kenaikan harga beras," katanya.

Dari delapan Kota IHK di Provinsi Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,57 persen, diikuti Kabupaten Jember sebesar 0,34 persen, Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,33 persen.

Disusul Kota Probolinggo dan Kota Malang masing-masing sebesar 0,27 persen, Kota Kediri sebesar 0,23 persen, Kota Surabaya sebesar 0,18 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Madiun sebesar 0,10 persen.

"Pada November 2017, Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,23 persen dan nasional mengalami inflasi sebesar 0,20 persen, sehingga laju inflasi Jember diatas Jatim dan nasional," ujarnya, menambahkan.

Sementara Kasi Statistik Distribusi Candra Birawa mengatakan inflasi sebesar 0,34 persen pada bulan November 2017, apabila dikelompokan menurut komponen disagregasi di Kabupaten Jember, maka penyebab terjadinya inflasi yakni didorong oleh komponen bergejolak (volatile foods) yang mengalami inflasi sebesar 1,41 persen dengan sumbangan inflasi sebesar 0,29 persen.

"Kemudian diikuti oleh komponen diatur pemerintah (administered) yang mengalami inflasi sebesar 0,10 persen dengan sumbangan inflasi sebesar 0,02 persen dan komponen inti (core) yang mengalami inflasi sebesar 0,05 persen dengan sumbangan inflasi sebesar 0,03 persen," katanya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017