Surabaya (Antara Jatim) - Ketua Umum Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Jawa Timur Fatma Saifullah Yusuf meminta anak penyandang difabel atau berkebutuhan khusus tak berhenti mengembangkan potensi yang dimilikinya.
"Setiap anak memiliki potensi yang harus dikembangkan dan jangan sampai disembunyikan," ujarnya di sela menyaksikan Pagelaran Gatot Koco Rindu Sosok di Aula Soetandyo Gedung C FISIP Universitas Airlangga Surabaya, Rabu.
Pada kesempatan tersebut, istri Wakil Gubernur Jatim itu menyempatkan berbincang dengan Syauqi, salah seorang anak berkebutuhan khusus untuk memberikan semangat agar mengeluarkan potensi terpendamnya.
"Seperti Syauqi ini down syndrome, namun terbukti memiliki potensi. Begitu juga dengan difabel-difabel yang lainnya memiliki potensi untuk dikembangkan," ucapnya yang kemudian menyanyikan lagu berjudul "Bunda" secara bersama-sama.
Sementara itu, Wakil Rektor I Prof Djoko Santoso mengapresiasi mahasiswa Universitas Airlangga yang terbukti mampu berinteraksi dan hidup bersama dengan anak-anak difabel.
"Unair Insya Allah peduli pada anak-anak berkebutuhan khusus. Kita ini hanyalah wayang yang sekadar menjalankan kehidupan sehingga jika diberikan nikmat sehat, harus mengawal anak-anak difabel," katanya.
Pagelaran ini merupakan sebuah pertunjukan musik bicara itikad inklusi Dekanat FISIP Unair beserta BEM bareng Komunitas Mata Hati.
Sebuah pagelaran musik dan dialog yang melibatkan Cakil (tuna netra) dan "gerombolan” penampil (Down Syndrome), Bima (tuli), Ontorejo (tuna daksa) dan www.komunitasmatahati.org sebagai pendukung pertunjukan bermusiknya.
Dalam lakonnya, Gatotkoco berpesan melalui drama dan lagu yang dipilih untuk dipertunjukkan sebagai mata kail pesannya, antara lain "No Body's Child", "The Greatest Love of All", "Indonesia Jaya", "Kemarau" dan lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Setiap anak memiliki potensi yang harus dikembangkan dan jangan sampai disembunyikan," ujarnya di sela menyaksikan Pagelaran Gatot Koco Rindu Sosok di Aula Soetandyo Gedung C FISIP Universitas Airlangga Surabaya, Rabu.
Pada kesempatan tersebut, istri Wakil Gubernur Jatim itu menyempatkan berbincang dengan Syauqi, salah seorang anak berkebutuhan khusus untuk memberikan semangat agar mengeluarkan potensi terpendamnya.
"Seperti Syauqi ini down syndrome, namun terbukti memiliki potensi. Begitu juga dengan difabel-difabel yang lainnya memiliki potensi untuk dikembangkan," ucapnya yang kemudian menyanyikan lagu berjudul "Bunda" secara bersama-sama.
Sementara itu, Wakil Rektor I Prof Djoko Santoso mengapresiasi mahasiswa Universitas Airlangga yang terbukti mampu berinteraksi dan hidup bersama dengan anak-anak difabel.
"Unair Insya Allah peduli pada anak-anak berkebutuhan khusus. Kita ini hanyalah wayang yang sekadar menjalankan kehidupan sehingga jika diberikan nikmat sehat, harus mengawal anak-anak difabel," katanya.
Pagelaran ini merupakan sebuah pertunjukan musik bicara itikad inklusi Dekanat FISIP Unair beserta BEM bareng Komunitas Mata Hati.
Sebuah pagelaran musik dan dialog yang melibatkan Cakil (tuna netra) dan "gerombolan” penampil (Down Syndrome), Bima (tuli), Ontorejo (tuna daksa) dan www.komunitasmatahati.org sebagai pendukung pertunjukan bermusiknya.
Dalam lakonnya, Gatotkoco berpesan melalui drama dan lagu yang dipilih untuk dipertunjukkan sebagai mata kail pesannya, antara lain "No Body's Child", "The Greatest Love of All", "Indonesia Jaya", "Kemarau" dan lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017