Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, akan memperpanjang penetapan siaga bencana dengan memperhitungan selama musim hujan rawan bencana banjir, tanah longsor dan angin kencang, sampai akhir Maret.
"Penetapan siaga bencana yang sudah dikeluarkan Bupati Bojonegoro sejak 25 November sampai 31 November akan diperpanjang sampai akhir Maret," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, di Bojonegoro, Selasa.
Penetapan siaga bencana itu, menurut dia, berisi kesiapsiagaan tim penanggulangan bencana di daerahnya dalam menghadapi ancaman bencana banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang selama musim hujan.
"Tetapi kalau kondisi bencana meningkat menjai luar biasa, misalnya luapan Bengawan Solo masuk siaga merah maka status akan ditingkatkan menjadi siaga darurat bencana," kata dia menjelaskan.
Dengan adanya peningkatan status, lanjut dia, BPBD akan berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait dalam menghadapi bencana.
Saat ini, lanjut dia, BPBD mempersiapkan sukarelawan di sejumlah desa dengan memberikan pelatihan baik teori maupun praktik dalam menghadapi bencana banjir juga yang lainnya.
"Masing-masing desa ada 20 sukarelawan yang memperoleh pelatihan dalam menghadapi bencana," ucapnya.
Ia menyebutkan sukarelawan yang sudah memperoleh pelatihan bencana yaitu di Desa Bogo, Kecamatan Kapas, Kedungprimpen, dan Gedungarum, keduanya di Kecamatan Kanor.
"Saat ini pelatihan dalam menghadapi bencana digelar di Desa Mojo, Kecamatan Kalitidu, juga diikuti 20 sukarelawan selama dua hari," ucapnya menambahkan,.
Menurut dia, sukarelawan penanggulangan bencana memperoleh pelatihan dalam menghadapi bencana mulai memperoleh pelatihan membuat dapur umum, tenda pengungsian, melakukan evakuasi dengan perahu karet juga pelatihan lainnya.
"Pelatihan yang berjalan untuk sukarelawan yang desanya rawan bencana banjir luapan Bengawan Solo," ujarnya.
Yang jelas, lanjut dia, BPBD siap menghadapi bencana banjir luapan Bengawan Solo juga banjir bandang selama musim hujan dengan menyediakan berbagai kebutuhan, mulai perahu karet, makanan siap saji termasuk beras dengan jumlah 30 ton.
"Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa curah hujan tinggi yang rawan menimbulkan banjir yaitu Januari dan Februari," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Penetapan siaga bencana yang sudah dikeluarkan Bupati Bojonegoro sejak 25 November sampai 31 November akan diperpanjang sampai akhir Maret," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, di Bojonegoro, Selasa.
Penetapan siaga bencana itu, menurut dia, berisi kesiapsiagaan tim penanggulangan bencana di daerahnya dalam menghadapi ancaman bencana banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang selama musim hujan.
"Tetapi kalau kondisi bencana meningkat menjai luar biasa, misalnya luapan Bengawan Solo masuk siaga merah maka status akan ditingkatkan menjadi siaga darurat bencana," kata dia menjelaskan.
Dengan adanya peningkatan status, lanjut dia, BPBD akan berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait dalam menghadapi bencana.
Saat ini, lanjut dia, BPBD mempersiapkan sukarelawan di sejumlah desa dengan memberikan pelatihan baik teori maupun praktik dalam menghadapi bencana banjir juga yang lainnya.
"Masing-masing desa ada 20 sukarelawan yang memperoleh pelatihan dalam menghadapi bencana," ucapnya.
Ia menyebutkan sukarelawan yang sudah memperoleh pelatihan bencana yaitu di Desa Bogo, Kecamatan Kapas, Kedungprimpen, dan Gedungarum, keduanya di Kecamatan Kanor.
"Saat ini pelatihan dalam menghadapi bencana digelar di Desa Mojo, Kecamatan Kalitidu, juga diikuti 20 sukarelawan selama dua hari," ucapnya menambahkan,.
Menurut dia, sukarelawan penanggulangan bencana memperoleh pelatihan dalam menghadapi bencana mulai memperoleh pelatihan membuat dapur umum, tenda pengungsian, melakukan evakuasi dengan perahu karet juga pelatihan lainnya.
"Pelatihan yang berjalan untuk sukarelawan yang desanya rawan bencana banjir luapan Bengawan Solo," ujarnya.
Yang jelas, lanjut dia, BPBD siap menghadapi bencana banjir luapan Bengawan Solo juga banjir bandang selama musim hujan dengan menyediakan berbagai kebutuhan, mulai perahu karet, makanan siap saji termasuk beras dengan jumlah 30 ton.
"Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa curah hujan tinggi yang rawan menimbulkan banjir yaitu Januari dan Februari," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017