Bojonegoro (Antara Jatim) - Sejumlah pedagang di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan harga daging ayam potong hidup stabil tinggi berkisar Rp18.000-Rp19.000/kilogram yang bisanya dalam kondisi normal sekitar Rp15.000/kilogram.
"Harga daging ayam potong hidup stabil tinggi Rp18.000 per kilogram itu sudah berlangsung sejak awal November lalu, sebab kalau kondisi normal harga ayam potong hidup Rp15.000 per kilogram, " kata seorang pedagang ayam potong di Pasar Kota, Bojonegoro Arifin, Senin.
Bahkan, ia juga pedagang ayam potong lainnya Ny. Nurhayati, memperkirakan harga daging ayam potong masih akan naik karena menjelang Natal dan Tahun baru 2018.
"Naiknya harga daging ayam potong ya karena permintaan meningkat menjelang Natal dan Tahun Baru 2018 termasuk kegiatan Mauludan," ucap Ny. Nurhayati.
Ny. Nurhayati mengaku omzet penjualan daging ayam potong stabil rata-rata berkisar 2 kuintal-3 kuintal per hari tidak terpengaruh dengan tingginya harga daging ayam potong.
"Omzset saya juga stabil rata-rata 2,5 ton per harinya dengan pembeli pedagang ayam dari sejumlah pasar tradisional di kecamatan," ucap Arifin menambahkan.
Arifin mengaku sebagian pembelinya pedagang daging ayam potong yang biasa berjualan di pasar tradisional di sejumlah kecamatan.
Baik Ny. Nurhayati maupun Arifin, para pedagang ayam potong selama ini tidak pernah kesulitan memperoleh ayam potong termasuk kemungkinan kalau harga naik.
Para pedagang, lanjut dia, bisa memperoleh ayam potong dari peternak lokal, juga peternak ayam potong dari daerah, antara lain, Jepara, Pati, dan Kudus, Jawa Tengah.
"Selama ini pasokan ayam potong tidak pernah kurang, karena banyak ayam potong luar daerah yang masuk Bojonegoro," katanya menjelaskan.
Data di Pasar Kota juga Pasar Banjarjo, juga Kecamatan Kota menyebutkan harga daging ayam Irak hidup turun dari Rp22.500/kilogram menjadi Rp21.500/kilogram dan ayam kampung stabil berkisar Rp40.000-Rp45.000 per ekor.
Namun, menurut seorang pedagang ayam lainnya Ny. Mutmainah, harga ayam kampung akan cenderung turun kalau banjir mulai melanda sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo juga di daerah lainnya, karena banyak masyarakat yang menjual ayamnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Harga daging ayam potong hidup stabil tinggi Rp18.000 per kilogram itu sudah berlangsung sejak awal November lalu, sebab kalau kondisi normal harga ayam potong hidup Rp15.000 per kilogram, " kata seorang pedagang ayam potong di Pasar Kota, Bojonegoro Arifin, Senin.
Bahkan, ia juga pedagang ayam potong lainnya Ny. Nurhayati, memperkirakan harga daging ayam potong masih akan naik karena menjelang Natal dan Tahun baru 2018.
"Naiknya harga daging ayam potong ya karena permintaan meningkat menjelang Natal dan Tahun Baru 2018 termasuk kegiatan Mauludan," ucap Ny. Nurhayati.
Ny. Nurhayati mengaku omzet penjualan daging ayam potong stabil rata-rata berkisar 2 kuintal-3 kuintal per hari tidak terpengaruh dengan tingginya harga daging ayam potong.
"Omzset saya juga stabil rata-rata 2,5 ton per harinya dengan pembeli pedagang ayam dari sejumlah pasar tradisional di kecamatan," ucap Arifin menambahkan.
Arifin mengaku sebagian pembelinya pedagang daging ayam potong yang biasa berjualan di pasar tradisional di sejumlah kecamatan.
Baik Ny. Nurhayati maupun Arifin, para pedagang ayam potong selama ini tidak pernah kesulitan memperoleh ayam potong termasuk kemungkinan kalau harga naik.
Para pedagang, lanjut dia, bisa memperoleh ayam potong dari peternak lokal, juga peternak ayam potong dari daerah, antara lain, Jepara, Pati, dan Kudus, Jawa Tengah.
"Selama ini pasokan ayam potong tidak pernah kurang, karena banyak ayam potong luar daerah yang masuk Bojonegoro," katanya menjelaskan.
Data di Pasar Kota juga Pasar Banjarjo, juga Kecamatan Kota menyebutkan harga daging ayam Irak hidup turun dari Rp22.500/kilogram menjadi Rp21.500/kilogram dan ayam kampung stabil berkisar Rp40.000-Rp45.000 per ekor.
Namun, menurut seorang pedagang ayam lainnya Ny. Mutmainah, harga ayam kampung akan cenderung turun kalau banjir mulai melanda sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo juga di daerah lainnya, karena banyak masyarakat yang menjual ayamnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017