Surabaya (Antara Jatim) - Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya menilai para bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Pahlawan yang jumlahnya sekitar sekitar 11 ribu orang perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat.
     
Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya Junaedi, di Surabaya, Jumat, mengatakan persoalan tingkat kesejahteraan bunda PAUD ini juga sempat dibicarakan dalam pembahasan RAPBD Surabaya 2018.

"Keberadaannya harus lebih diberdayakan karena ini berkaitan langsung dengan anak didiknya," katanya.

Menurut dia, pihaknya menemui situasi yang tidak biasa dalam sebuah keluarga, dimana seluruh anggota keluarganya sibuk dengan aktifitasnya masing-masing.  Apalagi, lanjut dia, di era milenial seperti ini, ayah dan ibu sibuk dengan pekerjaannya, sementara anak juga sudah dilupakan dengan gadget.

"Situasi ini luput dari perhatian, padahal dampaknya sangat signifikan terhadap perkembangan si anak," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Junaedi, komisi D mengganggap penting untuk diperhatikan, sekaligus berusaha mengembalikan pentingnya arti keluarga bagi warga Kota Surabaya.

"Untuk itu, nantinya bunda PAUD tidak hanya mengajar anak-anak, tetapi juga memberikan arahan dan bimbingan kepada orang tua anak tersebut," katanya.

Tujuannya, lanjut Junaedi, orang tua anak yang telah mendapatkan arahan dan bimbingan dari bunda PAUD bisa menerapkan sekaligus mengendalikan prilaku anaknya, saat berada di tengah keluarganya.

"Kapan harus belajarnya, kapan boleh memegang gadget, kapan waktunya mengaji dan kapan juga waktunya bermain. Dengan demikian, prilaku anak akan alami, tumbuh dan kembang sebagaiman mestinya," katanya.

Tidak hanya itu, kata dia, pihaknya juga berharap agar siswa sekolah di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) diperkenalkan soal adat dan budaya serta etika, saat berada di sekolah.

"Contoh kecil, ada sekolah SMP yang menerapkan aturan saat siswa datang di sekolah atau saat akan memasuki sekolah, guru berjajar dan siswa ini secara bergantian melakukan salam dengan cium tangan guru, tetapi di beberapa sekolah lain tidak. Ini soal budaya dan etika, harus semua begitu," katanya.

Ketua Fraksi Partai Demokra DPRD Surabaya ini berharap agar seluruh sekolah di Kota Surabaya kembali kepada budaya luhur bangsa Indonesia yang erat sekali dengan sebutan adat ketimuran.

"Bahasa Jawanya, agar siswa sekolah itu punya 'unggah ungguh' (beretika) kepada siapapun utamanya kepada orang tua dan guru," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017