Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Pertanian Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan sekitar 4.500 hektare tanaman padi di sejumlah kecamatan per November masuk dalam program asuransi usaha tanam padi (AUTP) PT Jasa Asuransi Indonesia/Jasindo (Persero).
"Petani peserta AUTP terus bertambah. Tapi luasnya masih jauh dari target seluas 11.680 hektare pada musim hujan," kata Kabid Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Bojonegoro Zaenal Fanani, Rabu.
Ia mengaku tidak hapal jumlah petani peserta AUTP, tetapi lokasi tanaman padi yang masuk program AUTP semuanya di lahan banjir luapan Bengawan Solo, juga banjir bandang, seperti di Kecamatan Kanor, Baureno, Kapas, Dander dan Balen.
"Petugas di lapangan dari dinas pertanian juga PT Jasindo terus mendorong petani yang menanam tanaman padi musim hujan ikut program AUTP," kata dia menjelaskan.
Sesuai jadwal, lanjut dia, petani yang masuk perogram AUTP 2018 batas terakhirnya akhir Desember."Program AUTP tahun ini batas terakhirnya akhir Desember, sebab masuk masuk progra AUTP 2018," ucapnya.
Yang jelas, menurut dia, luas tanaman padi yang masuk target program AUTP 2018 seluas 11.800 hektare itu lebih luas dibandingkan tahun lalu.
Sesuai data tanaman padi yang masuk program AUTP di Kecamatan Kapas 475 hektare, Dander 60 hektare dan Balen 65 hektare.
Tanaman padi di daerah setempat masuk program AUTP, karena sawah di daerah setempat tahun ini memperoleh bantuan pembangunan jaringan irigasi.
Selain itu, juga di sejumlah kecamatan dengan luas 2.300 hektare karena petani memperoleh bantuan benih tanaman padi 10 kilogram per hektare. "Di sejumlah desa di Kecamatan Baureno, luas tanaman padi yang masuk program AUTP sekitar 1.500 hektare," katanya.
Ia menambahkan masih banyak banyak petani yang sulit ikut program AUTP, karena memang belum tahu, padahal petani yang ikut program AUTP dengan hanya membayar sebesar Rp36.000 per hektare.
Tetapi, lanjut dia, kalau tanaman padinya gagal panen disebabkan banjir bisa memperoleh klaim asuransi sebesar Rp6 juta per hektere.
Sesuai persyaratan, lanjut dia, petani yang bisa ikut program AUTP yaitu maksimal sudah menanam tanaman padi dengan usia sebulan.
"Kalau tanaman padi sudah lebih dari sebulan tidak bisa ikut AUTP," ucapnya menambahkan.
Bupati Bojonegoro Suyoto, sebelumnya, mengimbau para petani di daerahnya ikut program AUTP sebagai usaha mengamankan tanaman padi dari gagal panen akibat banjir luapan Bengawan Solo dan banjir bandang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Petani peserta AUTP terus bertambah. Tapi luasnya masih jauh dari target seluas 11.680 hektare pada musim hujan," kata Kabid Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Bojonegoro Zaenal Fanani, Rabu.
Ia mengaku tidak hapal jumlah petani peserta AUTP, tetapi lokasi tanaman padi yang masuk program AUTP semuanya di lahan banjir luapan Bengawan Solo, juga banjir bandang, seperti di Kecamatan Kanor, Baureno, Kapas, Dander dan Balen.
"Petugas di lapangan dari dinas pertanian juga PT Jasindo terus mendorong petani yang menanam tanaman padi musim hujan ikut program AUTP," kata dia menjelaskan.
Sesuai jadwal, lanjut dia, petani yang masuk perogram AUTP 2018 batas terakhirnya akhir Desember."Program AUTP tahun ini batas terakhirnya akhir Desember, sebab masuk masuk progra AUTP 2018," ucapnya.
Yang jelas, menurut dia, luas tanaman padi yang masuk target program AUTP 2018 seluas 11.800 hektare itu lebih luas dibandingkan tahun lalu.
Sesuai data tanaman padi yang masuk program AUTP di Kecamatan Kapas 475 hektare, Dander 60 hektare dan Balen 65 hektare.
Tanaman padi di daerah setempat masuk program AUTP, karena sawah di daerah setempat tahun ini memperoleh bantuan pembangunan jaringan irigasi.
Selain itu, juga di sejumlah kecamatan dengan luas 2.300 hektare karena petani memperoleh bantuan benih tanaman padi 10 kilogram per hektare. "Di sejumlah desa di Kecamatan Baureno, luas tanaman padi yang masuk program AUTP sekitar 1.500 hektare," katanya.
Ia menambahkan masih banyak banyak petani yang sulit ikut program AUTP, karena memang belum tahu, padahal petani yang ikut program AUTP dengan hanya membayar sebesar Rp36.000 per hektare.
Tetapi, lanjut dia, kalau tanaman padinya gagal panen disebabkan banjir bisa memperoleh klaim asuransi sebesar Rp6 juta per hektere.
Sesuai persyaratan, lanjut dia, petani yang bisa ikut program AUTP yaitu maksimal sudah menanam tanaman padi dengan usia sebulan.
"Kalau tanaman padi sudah lebih dari sebulan tidak bisa ikut AUTP," ucapnya menambahkan.
Bupati Bojonegoro Suyoto, sebelumnya, mengimbau para petani di daerahnya ikut program AUTP sebagai usaha mengamankan tanaman padi dari gagal panen akibat banjir luapan Bengawan Solo dan banjir bandang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017