Malang (Antara Jatim) - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjalin kerja sama "Joint Research" dosen dengan Taiwan International Coorporation and Development Fund (ICDF) dalam beberapa bidang, seperti pertanian dan kesehatan.  

Kerja sama kedua lembaga tersebut dituangkan dalam nota kesepahataman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani Rektor UMM Fauzan dan Direktur Taiwan ICDF Arif Misbaghul di Ruang Sidang Senat UMM di Malang, Jawa Timur, Jumat.

Penandatanganan MoU tersebut dilanjutkan dengan  "Seminar on Prospect of Taiwan-Indonesia Coorporation on Research, Higher Education and Community Development in New South Bound Policy Era", yang dihadiri oleh Direktur Press Information Division dari Taipei Economic and Trade Office (TETO), Ismail Mae.

Rektor UMM Fauzan mengatakan penandatangan MoU ini untuk memperkuat kerja sama UMM di kancah internasional khususnya di Taiwan. Selama ini, UMM dan Taiwan hanya bekerja sama di bidang pertukaran mahasiswa dan dosen, namun kali ini dalam bentuk joint research dosen.

Fauzan mengakui kegiatan ini sebagai bentuk follow up delegasi UMM yang telah berkunjung ke Taiwan pada November tahun lalu. Saat itu UMM diminta mengirimkan imam masjid untuk komunitas Muslim di Taiwan. "Dan, yang sedang kami jajaki sekarang ini adalah magang kerja mahasiswa UMM di sejumlah perusahaan di Taiwan," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Press Information Division dari Taipei Economic and Trade Office (TETO), Ismail Mae mengemukakan kerja sama Indonesia dan Taiwan berkembang sangat baik. Indonesia merupakan partne kerja sama terbaik Taiwan urutan ke-14 dalam urusan perdagangan.  

Perdagangan antar-kedua negara tersebut, Indonesia masih surplus dibandingkan dengan Taiwan, dimana angka perdagangan Indonesia mencapai 7 miliar dolar AS. Artinya, potensi dan peluang Indonesia sangat besar.

"Sekitar 20.000 pengusaha dari sekitar 2.000 perusahaan Taiwan berinvestasi di Indonesia, dengan total jumlah investasi mencapai 15 juta dolar Amerika dan menduduki posisi ke-17 besar invetasi di Indonesia, namun yang terpenting adalah hubungan bilateral Indonesia dengan Taiwan serta pengembangan Islam di Taiwan," kata Ismail yang berada di Indonesia sudah dua tahun itu.

Sebelum adanya kesepakatan UMM dengan Taiwan dalam bentuk join research dosen ini, UMM melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM UMM) telah bekerja sama dengan komunitas keturunan Indonesia-Taiwan untuk mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Taiwan.

Mahasiswa KKN tersebut akan diberangkatkan pada 27 November 2017. Kegiatan KKN tersebut akan diikuti oleh 17 mahasiswa dari program studi Hubungan Internasional UMM selama dua pekan. Ke depan, UMM berharap mahasiswa KKN di Taiwan tidak hanya dua pekan, tetapi minimal dua bulan.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017