Probolinggo (Antara Jatim) - Perajin batik di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mulai mengembangkan produk barunya yakni kain tenun batik yang merupakan karya seni dengan mengkolaborasikan seni tenun dan seni batik di dalamnya.
"Kain tenun sepertinya juga memiliki prospek bagus ke depannya dan selain itu, prosesnya yang kompleks juga sangat memungkinkan untuk menyerap tenaga kerja lebih banyak," kata pemilik Galeri Batik Dewi Rengganis Rusyami, di Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, Selasa.
Berbagai pelatihan terkait dengan tenun batik diikutinya untuk mengetahui lebih detail terkait dengan cara pembuatan kain tenun yang bermotif batik tersebut, bahkan Rusyami bersama satu karyawannya sempat magang selama beberapa hari untuk membuat tenun di Kota Kediri pada September 2017.
Melalui satu pelatihan ke pelatihan lainnya, akhirnya pemilik Garery Batik Dewi Rengganis itu semakin mantap dalam teknik tenun dan seiring pula dengan pesatnya produksi batik tulis miliknya, kemudian muncullah keinginan untuk mengkolaborasi keduanya menjadi satu karya seni baru yang selama ini belum pernah ada di Kabupaten Probolinggo.
"Bahkan di Jawa Timur belum ada, menurut ibu Bupati Tantri, kain tenun batik sementara ini yang ada hanya di Jawa Tengah dan harganya masih mahal, sehingga diharapkan ke depan akan memiliki pasar tersendiri dan bisa menjadi ikon baru di Kabupaten Probolinggo," tuturnya.
Perajin batik itu mendapatkan fasilitas pinjam pakai satu unit mesin tenun manual dari Disperindag Kabupaten Probolinggo yang diterimanya sejak Oktober 2017 dan sudah digunakan untuk memproduksi kain tenun dalam sebulan terakhir.
"Kami sudah mencobanya dan sangat memungkinkan untuk membuat narasi batik yang bagus di dalamnya. Ada dua jenis desain tenun untuk kolaborasi ini, yaitu dengan berjajar antara motif tenun dan batik, kemudian ada juga yang motif tenunnya hanya di tepi kanan dan kiri, sedangkan yang di tengah khusus untuk desain batiknya, nanti tergantung selera konsumen seperti apa permintaannya," ujarnya.
Rusyami menuturkan kain tenun batik tersebut dibandrol dengan harga Rp500 ribu karena prosesnya yang cukup panjang dan rumit dalam pembuatan kain tenun tersebut, bahkan biaya produksi untuk kain tenunnya saja mencapai Rp175.000 dan dilanjutkan dengan proses pengerjaan motif batik yang juga memerlukan biaya yang tidak sedikit.
"Jika produk itu sudah benar-benar sesuai pakem yang tepat dan siap dipasarkan, maka dalam waktu dekat kami akan segera meluncurkannya dan kalau memungkinkan kami juga akan memproduksi katun semi sutra untuk melengkapi produk tenun batik itu," katanya.
Menurutnya batik tulis Kabupaten Probolinggo sudah mulai eksis dengan berbekal prinsip "ATM" yakni Amati, Tiru dan Modifikasi, sehingga para perajin harus selalu bergerak inovatif untuk memodifikasi produk, agar kedepannya batik Kabupaten Probolinggo benar-benar memiliki ciri khas dan kualitas, serta kuantitas yang bagus.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017