Tulungagung (Antara Jatim) - Serapan beras ataupun gabah setara beras di Perum Bulog Subdivre Tulungagung, Jawa Timur hingga menjelang akhir 2017 masih rendah,  karena capaian hingga pekan pertama November baru 47 persen dari total target 58 ribu ton.
    
"Memang kami akui masih (serapan) rendah, tapi kami akan terus berupaya mengejar defisit di sisa akhir tahun ini," kata Kepala Bulog Subdivre Tulungagung Krisna Murtiyanto di Tulungagung, Kamis.
    
Kendati sisa waktu paktis tinggal 1,5 bulan, Krisna mengaku tetap optismistis sekaligus realistis.
    
Ia optimistis semua tim dan rekanan Bulog akan bekerja maksimal dalam melakukan serapan, namun juga realistis bahwa defisit sekitar 53 persen sulit dipenuhi dalam jangka pendek ini.
    
"Target realistis saat ini adalah 35 ribu ton, hingga akhir Desember nanti," ujarnya.
    
Krisna menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan capaian serapan beras atau gabah setara beras di Subdivre Tulungagung rendah.
    
Pertama, kata dia, adalah faktor pergantian musim tanam selama setahun terakhir sehingga serapan beras ke bulog rendah.
    
Selain itu, harga beras di pasaran yang selalu di atas harga pokok pembelian (HPP) pemerintah sangat menyulitkan bulog dalam melakukan serapan beras petani.
    
Apalagi kondisi saat ini harga gabah kering panen di pasaran mencapai Rp5.100 per kilogram, sementara HPP pemerintah Rp4.070 per kilogramnya.
    
Diakui Krisna, harga beras di pasaran itu juga di atas HPP beras yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp7.300 per kilogram.
    
Sementara harga beras saat memasuki musim hujan pada periode panen Agustus hingga Oktober hingga berfluktuasi di kisaran Rp8.500 hingga Rp8.700 per kilogram.
    
"Selisih yang terlalu jauh membuat petani cenderung memilih menjual gabah atau beras kering giling mereka ke swasta," katanya.
    
Akibatnya, kebanyakan petani memilih menjual gabah ataupun beras mereka ke swasta yang mampu membeli jauh di atas harga yang berlaku di Bulog.
    
"Tapi yang saya tahu kondisi lapangan, bulog masih bisa melakukan pembelian di beberapa tempat yang bisa menyesuaikan dengan HPP beras yang ditetapkan pemerintah," katanya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017