Surabaya, (Antara Jatim) - Sebanyak 40 pelajar SMA dan Mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Jawa Timur memenangkan Lomba Pengetahuan Tiongkok ke-3 yang digelar Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Surabaya.
Ketua Pelaksana Elisa Christiana di sela pemberian penghargaan kepada pemenang di Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya, Minggu mengatakan dalam lomba yang mengangkat tema "Persahabatan Rakyat Tiongkok Indonesia Hidup Selamanya" itu 40 pelajar dan mahasiswa menjadi pemenang setelah menyisihkan 2.900 peserta lainnya dari sekolah SMA dan juga perguruan tinggi di Jatim.
"Pemenang lomba ditentukan melalui proses penyaringan yang sangat ketat dari panitia. Hasilnya dipilih 40 peserta terbaik untuk mendapatkan hadiah ke Tiongkok setelah melalui proses verifikasi selama sebulan," kata wanita yang juga anggota Lembaga Koordinasi Bahasa Tionghoa Jawa Timur itu.
Elisa mengatakan antuasisme pelajar Jatim pada lomba kali ini sangat luar biasa. Jika dibanding tahun 2016, pada lomba kali ini peserta lomba meningkat sekitar 80 persen dengan total peserta 2.948.
Konsul Jenderal RRT di Surabaya Gu Jingqi mengungkapkan lomba tersebut sengaja pihaknya gelar setiap tahun untuk lebih mempererat hubungan antara Tiongkok dan Indonesia. Selain itu, lomba diadakan guna memberi pengetahuan pelajar dan mahasiswa di Indonesia tentang budaya dan pengetahuan negaranya.
"Saya berharap dengan lomba ini pemuda-pemudi Indonesia dapat terus memperhatikan perkembangan Tiongkok dan Indonesia serta mendukung hubungan kedua negara. Selain itu, mudah-mudahan mereka dapat memberui kontribusi positif hubungan kedua negara di masa mendatang," kata Gu Jingqi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala UPT Bina Prestasi Peserta Didik Dinas Pendidikan Jatim Indah Andayani mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Konjen RRT di Surabaya karena telah memberi kesempatan bagi anak SMA di Jatim untuk mengikuti lomba agar mendapatkan wawasan lebih luas.
Ia pun berharap kerja sama tersebut tidak berhenti dan akan berlangsung di tahun mendatang untuk mempererat hubungan Indonesia utamanya Jatim dengan Tiongkok.
Sementara itu, Rektor UK Petra Prof Rolly Intan menyatakan menjadi suatu kebanggan bagi kampusnya dapat menjadi tuan rumah penghargaan. Menurut dia lomba seperti ini sangat positif agar pemuda dapat belajar banyak dari Tiongkok.
"Dalam lomba ini jangan dilihat dari perspektif negatif seperti mendoktinisasi budaya Tiongkok. Tapi harus dilihat agar kita bisa belajar dari kemajuan yang dilakukan Tiongkok saat ini," tuturnya.
Dia menjelaskan, kemajuan Tiongkok saat ini sudah tidak bisa dipungkiri dengan produk domestik bruto (PDB) mereka yang menjadi tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
"UK Petra bekerja sama dengan 10 PT yang ada di Tiongkok. Kenapa mereka bisa sangat maju karena Kerja sama Pemerintah, PT dan industri berlangsung harmonis. Kerja sama inilah yang meningkatkan tiongkok," ujar Rolly.
Perkembangan Tiongkok menjadi saat ini juga, kata dia, tak lepas dari dana riset besar yang dikeluarkan Tiongkok untuk riset. Saat ini, 1,6 persen dari PDB Tiongkok dialokasikan untuk dana riset.
"Saya berpesan kepada pemenang agar dapat mengambil pelajaran dari Tiongkok untuk kemudian dapat membangun bangsa ini. Jangan hanya berhenti menerima penghargaan. Indonesia menuju perjuangan untuk semakin besar ke depan. Kalau Tiongkok kenapa Indonesia tidak," ucap Rolly.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Ketua Pelaksana Elisa Christiana di sela pemberian penghargaan kepada pemenang di Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya, Minggu mengatakan dalam lomba yang mengangkat tema "Persahabatan Rakyat Tiongkok Indonesia Hidup Selamanya" itu 40 pelajar dan mahasiswa menjadi pemenang setelah menyisihkan 2.900 peserta lainnya dari sekolah SMA dan juga perguruan tinggi di Jatim.
"Pemenang lomba ditentukan melalui proses penyaringan yang sangat ketat dari panitia. Hasilnya dipilih 40 peserta terbaik untuk mendapatkan hadiah ke Tiongkok setelah melalui proses verifikasi selama sebulan," kata wanita yang juga anggota Lembaga Koordinasi Bahasa Tionghoa Jawa Timur itu.
Elisa mengatakan antuasisme pelajar Jatim pada lomba kali ini sangat luar biasa. Jika dibanding tahun 2016, pada lomba kali ini peserta lomba meningkat sekitar 80 persen dengan total peserta 2.948.
Konsul Jenderal RRT di Surabaya Gu Jingqi mengungkapkan lomba tersebut sengaja pihaknya gelar setiap tahun untuk lebih mempererat hubungan antara Tiongkok dan Indonesia. Selain itu, lomba diadakan guna memberi pengetahuan pelajar dan mahasiswa di Indonesia tentang budaya dan pengetahuan negaranya.
"Saya berharap dengan lomba ini pemuda-pemudi Indonesia dapat terus memperhatikan perkembangan Tiongkok dan Indonesia serta mendukung hubungan kedua negara. Selain itu, mudah-mudahan mereka dapat memberui kontribusi positif hubungan kedua negara di masa mendatang," kata Gu Jingqi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala UPT Bina Prestasi Peserta Didik Dinas Pendidikan Jatim Indah Andayani mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Konjen RRT di Surabaya karena telah memberi kesempatan bagi anak SMA di Jatim untuk mengikuti lomba agar mendapatkan wawasan lebih luas.
Ia pun berharap kerja sama tersebut tidak berhenti dan akan berlangsung di tahun mendatang untuk mempererat hubungan Indonesia utamanya Jatim dengan Tiongkok.
Sementara itu, Rektor UK Petra Prof Rolly Intan menyatakan menjadi suatu kebanggan bagi kampusnya dapat menjadi tuan rumah penghargaan. Menurut dia lomba seperti ini sangat positif agar pemuda dapat belajar banyak dari Tiongkok.
"Dalam lomba ini jangan dilihat dari perspektif negatif seperti mendoktinisasi budaya Tiongkok. Tapi harus dilihat agar kita bisa belajar dari kemajuan yang dilakukan Tiongkok saat ini," tuturnya.
Dia menjelaskan, kemajuan Tiongkok saat ini sudah tidak bisa dipungkiri dengan produk domestik bruto (PDB) mereka yang menjadi tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
"UK Petra bekerja sama dengan 10 PT yang ada di Tiongkok. Kenapa mereka bisa sangat maju karena Kerja sama Pemerintah, PT dan industri berlangsung harmonis. Kerja sama inilah yang meningkatkan tiongkok," ujar Rolly.
Perkembangan Tiongkok menjadi saat ini juga, kata dia, tak lepas dari dana riset besar yang dikeluarkan Tiongkok untuk riset. Saat ini, 1,6 persen dari PDB Tiongkok dialokasikan untuk dana riset.
"Saya berpesan kepada pemenang agar dapat mengambil pelajaran dari Tiongkok untuk kemudian dapat membangun bangsa ini. Jangan hanya berhenti menerima penghargaan. Indonesia menuju perjuangan untuk semakin besar ke depan. Kalau Tiongkok kenapa Indonesia tidak," ucap Rolly.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017