Pamekasan (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan, Jawa Timur mengalokasikan anggaran darurat bencana sebesar Rp3,5 miliar untuk biaya operasional berbagai jenis penanggulangan bencana di wilayah itu.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Akmalul Firdaus di Pamekasan, Kamis, anggaran penanggulangan benacana itu, disesuai dengan intensitas kejadian bencana di Pamekasan.

"Anggaran ini juga untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang upaya menekan jumlah kerugian material saat bencana terjadi melalui pembentukan desa dan kelurahan tangguh bencana," katanya, menjelaskan.

Ia menjelaskan di Pamekasan, jenis bencana yang sering terjadi saat kemarau seperti sekarang ini adalah kebakaran, kekeringan dan kekurangan air bersih.

Pada musim hujan, jenis bencana yang sering terjadi adalah tanah longsor, angin puting beliung, dan banjir.

Menurut Kepala BPBD Akmalul Firdaus, jumlah desa yang mengalami kekeringan pada musim kemarau kali ini sebanyak 82 desa, tersebar di 310 dusun di 13 kecamatan di Kabupaten Pamekasan.

"Jumlahnya sama dengan tahun lalu, akan tetapi sebarannya semakin luas. Sebab, pada 2016 kekeringan hanya melanda di 11 kecamatan, tapi tahun ini di semua kecamatan," ujarnya menjelaskan.

Menurut dia, bencana kekeringan di Kabupaten Pamekasan itu merupakan bencana rutin tahunan, karena Pamekasan termasuk wilayah gersang. Jika kemarau tiba, banyak sumur-sumur warga yang kering, sehingga mereka kesulitan untuk mendapatkan bantuan air bersih.

"Nah, sebagian anggaran yang kami alokasikan itu untuk menyuplai bantuan air bersih ke desa-desa yang mengalami kekeringan tersebut," ujar Akmalul Firdaus.

Upaya jangka panjang yang dilakukan Pemkab Pamekasan guna mengatasi bencana kekeringan yang biasa terjadi setiap tahun itu ialah membuat sumur bor.

"Jadi beberapa desa yang biasa mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih saat ini sudah mendapatkan bantuan sumur bor. Ini kami harapkan agar bencana kekeringan di masa-masa yang akan datang bisa berkurang," katanya. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017