Surabaya (Antara Jatim) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur La Nyalla Mattalitti mendorong para santri setempat berani berwirausaha dan mengambil risiko sebagai alternatif jalan keluar mengurangi tingkat pengangguran dari kalangan pesantren.

"Ciri anak muda itu berani, termasuk berani mengambil risiko. Jangan takut gagal. Saya ini pernah bangkrut dan tak punya uang sama sekali, ya tapi ngeyel saja tidak mau menyerah. Mulai bisnis lagi, dan Alhamdulillah sekarang terus berkembang," kata La Nyalla saat membuka kegiatan "Pekan Entrepreneur 2017" di Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (UNIPDU) Jombang, Jawa Timur, Kamis.

Ia mengatakan, pengenalan tentang kewirausahaan di pesantren, kampus dan lembaga pendidikan formal sangat penting karena sebagai alternatif jalan keluar untuk mengurangi tingkat pengangguran.

"Kampus berperan membentuk entrepreneur secara tersistematis. Jadi menciptakan entrepreneur itu idealnya harus by design, dan itulah peran kampus sangat strategis. Kalau seperti saya ini entrepreneur karena kepepet. Pasti akan lebih baik kalau jadi entrepreneur dengan ilmu yang baik," katanya.

Ia mengatakan, dengan kurikulum berbasis kewirausahaan, ditambah pengenalan dan pengajaran tentang kewirausahaan akan membentuk sikap, perilaku dan pola pikir seorang wirausahawan di kalangan mahasiswa secara lebih baik.

"Kampus dan pesantren adalah investasi untuk melahirkan manusia-manusia yang berani dan optimistis menatap masa depan. Karena mereka yang sukses di dunia usaha dan wiraswasta adalah orang-orang yang berani dan optimistis menatap masa depan," katanya.

La Nyalla mengatakan, Indonesia dan Jawa Timur membutuhkan banyak wirausaha baru, sebab saat ini jumlah pengusaha di Indonesia baru sekitar 1,65 persen dari total populasi, hal itu berbeda dengan Singapura yang sudah mencapai 7 persen.

"Sementara Malaysia tercatat 5 persen, Thailand 3 persen, sedangkan Jepang sudah mencapai 10 persen dan Amerika Serikat di angka 12 persen. Dan Indonesia masih sangat jauh tertinggal," katanya.

Untuk mencapai angka 4 persen, kata dia, dibutuhkan sekitar 6 juta pengusaha baru, oleh karena itu ia berharap dari 6 juta pengusaha baru itu, di antaranya akan lahir dari lulusan pesantren dan UNIPDU di Jombang.

La Nyalla berjanji akan menggerakkan banyak program strategis untuk menciptakan pengusaha muda baru di Jatim.

"Pemerintah Provinsi Jatim harus hadir. Kita akan siapkan inkubasi bagi `start-up` di Jatim. Mulai dari hulu sampai hilir kita kawal, dan yang pasti bisnisnya memberi banyak manfaat bagi publik. Seperti `start-up` pertanian, makanan-minuman, dan teknologi akan kami dukung semua," katanya.

Oleh karena itu, La Nyalla yang berniat maju menjadi salah satu calon gubernur Jawa Timur itu akan mencanangkan program dalam melahirkan pengusaha dari pesantren.

"Sudah saatnya Jatim melahirkan produk made in pesantren yang dikemas dengan brand produk halal, dan orientasi pasar yang lebih luas, yakni pasar dunia Islam. Jadi, saya `haqqul yaqin` dengan kehadiran pemerintah yang aktif dan serius, Jawa Timur akan makmur sangat mungkin terwujud," katanya.

Sementara itu, Dekan FIA UNIPDU Bambang Setyobudi mengatakan, acara Pekan Entrepreuner digelar atas motivasi Kadin Jombang, dan kali ini diikuti 400 lebih mahasiswa, atau meningkat dibanding tahun pertama yang hanya diikuti 100 mahasiswa.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017