Tulungagung (Antara Jatim) - Ratusan pemohon mulai menukarkan surat keterangan pengganti SIM yang mereka peroleh ke kantor Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) SIM Polres Tulungagung, Jawa Timur dengan material asli, terhitung sejak Senin (16/10).
"Material sudah masuk sehingga penggantian 'suket' bisa dilayani mulai Senin lalu," kata Kanit Regident Satlantas Polres Tulungagung Iptu M Sapari di Tulungagung, Rabu.
Namun karena masih baru, penukaran suket dengan material SIM asli belum banyak. Sejauh ini diperkirakan baru sekitar 500-an yang sudah menukarkan surat keterangan pengganti SIM mereka dengan material asli yang disediakan polisi.
Total menurut Sapari ada lebih dari 4.500 pemohon yang sebelumnya mendapat surat keterangan pengganti SIM, dampak keterlambatan material selama sebulan lebih.
Kini setelah bahan baku pembuatan dan pencetakan SIM telah masuk, penggantian "suket" dilakukan bertahap.
"Kami sengaja tidak mempublikasikan secara masig karena setiap 'suket' yang dikeluarkan ada masa kadaluarsanya, yakni sebulan sehingga pemohon wajib kembali ke kantor Satpas SIM Tulungagung guna diberi klarifikasi," katanya.
Sapari menjelaskan, selama blanko kosong dengan rata-rata mencapai 250 hingga 300 pemohon, pihaknya telah menerbitkan suket kurang lebih 4.500 lembar.
"Maka dari itu, kami harus bekerja keras atau lembur untuk mencetak ribuan fisik dari suket yang telah dikeluarkan," katanya.
Namun dari ribuan suket tersebut, 75 persen merupakan suket untuk pemohon perpanjangan SIM, sedangkan sisanya sekitar 25 persen pemohon SIM baru.
M. Sapari menambahkan, untuk penukarannya pihaknya telah menginformasikan langsung bagi pemegang suket dengan terjadwal.
Tapi, bagi pemegang Suket yang berhalangan hadir untuk melakukan penukaran, pihaknya mempersilahkan yang bersangkutan membuat surat kuasa, suket SIM dan KTP pemilik SIM.
"Terjadwal. Untuk menghindari antrean," katanya.
Senada, Handoko Putro yang salah satu warga yang melakukan perpanjangan SIM C pada 181 September. Namun karena blanko kosong, sehingga hanya dapat suket.
Kendati demikian, pihaknya telah menukarkan fisik pada Senin (16/10) lalu.
"Ya senenglah. Bisa masuk dompet. Kalau suket, sulit membawanya di dalam dompet, mengingat ukurannya yang besar dan materialnya yang gampang sobek," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Material sudah masuk sehingga penggantian 'suket' bisa dilayani mulai Senin lalu," kata Kanit Regident Satlantas Polres Tulungagung Iptu M Sapari di Tulungagung, Rabu.
Namun karena masih baru, penukaran suket dengan material SIM asli belum banyak. Sejauh ini diperkirakan baru sekitar 500-an yang sudah menukarkan surat keterangan pengganti SIM mereka dengan material asli yang disediakan polisi.
Total menurut Sapari ada lebih dari 4.500 pemohon yang sebelumnya mendapat surat keterangan pengganti SIM, dampak keterlambatan material selama sebulan lebih.
Kini setelah bahan baku pembuatan dan pencetakan SIM telah masuk, penggantian "suket" dilakukan bertahap.
"Kami sengaja tidak mempublikasikan secara masig karena setiap 'suket' yang dikeluarkan ada masa kadaluarsanya, yakni sebulan sehingga pemohon wajib kembali ke kantor Satpas SIM Tulungagung guna diberi klarifikasi," katanya.
Sapari menjelaskan, selama blanko kosong dengan rata-rata mencapai 250 hingga 300 pemohon, pihaknya telah menerbitkan suket kurang lebih 4.500 lembar.
"Maka dari itu, kami harus bekerja keras atau lembur untuk mencetak ribuan fisik dari suket yang telah dikeluarkan," katanya.
Namun dari ribuan suket tersebut, 75 persen merupakan suket untuk pemohon perpanjangan SIM, sedangkan sisanya sekitar 25 persen pemohon SIM baru.
M. Sapari menambahkan, untuk penukarannya pihaknya telah menginformasikan langsung bagi pemegang suket dengan terjadwal.
Tapi, bagi pemegang Suket yang berhalangan hadir untuk melakukan penukaran, pihaknya mempersilahkan yang bersangkutan membuat surat kuasa, suket SIM dan KTP pemilik SIM.
"Terjadwal. Untuk menghindari antrean," katanya.
Senada, Handoko Putro yang salah satu warga yang melakukan perpanjangan SIM C pada 181 September. Namun karena blanko kosong, sehingga hanya dapat suket.
Kendati demikian, pihaknya telah menukarkan fisik pada Senin (16/10) lalu.
"Ya senenglah. Bisa masuk dompet. Kalau suket, sulit membawanya di dalam dompet, mengingat ukurannya yang besar dan materialnya yang gampang sobek," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017