Surabaya (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya meringkus komplotan penjambret yang telah beraksi di sedikitnya 13 tempat kejadian perkara wilayah Kota Surabaya.
     
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi Leonard Sinambela dalam jumpa pers di Surabaya, Rabu menyebut komplotan ini menyebut dirinya sebagai Geng Bom-bom yang beranggotakan empat orang.
     
Tiga di antaranya berhasil diringkus, masing-masing berinisial ACP dan YDK, keduanya warga Jalan Margorukun Surabaya, serta seorang lagi berinisial MA, warga Jalan Babadan, Surabaya.
     
Leonard mengatakan ketiga pelaku yang telah ditangkap semuanya masih berusia 19 tahun.
     
"Tinggal seorang dalam kompotan ini masih buron, yaitu berinisial ALV, sudah kami masukkan daftar pencarian orang," ujarnya. 
     
Selain itu, seorang penadah yang biasa menampung barang-barang hasil curian dari komplotan ini berhasil ditangkap, yaitu berinisial SW, warga Jalan Margorukun, Surabaya.
     
Leonard mengungkap komplotan penjambret ini setiap beroperasi selalu bersama-sama dengan saling berboncengan mengendarai dua unit sepeda motor.
     
"Mereka membuntuti korban. Seorang pelaku yang berboncengan di satu unit sepeda motor kemudian merampas tas korban," katanya. 
     
Sedangkan pelaku yang berboncengan di sepeda motor lainnya bertugas membayang-bayangi.
     
"Membayang-bayangi dalam artian mengantisipasi jika ada orang lain yang bermaksud memberi pertolongan pada korban, pelaku yang berboncengan di sepeda motor lainnya ini akan menghalang-halangi," ucapnya. 
     
Leonard menyebut komplotan Geng Bom-bom selalu menyasar korban wanita. 
     
"Kami sebut kejahatannya adalah pencurian dengan kekerasan. Karena korbannya selalu berjatuhan. Mereka asal menarik tas yang dibawa korban. Sehingga selalu menimbulkan korban yang terjatuh dari sepeda motor," ujarnya.
     
Polisi mengungkap komplotan Geng Bom-bom selalu beroperasi di area pusat kota Surabaya, dengan memilih waktu antara sore hingga malam hari.
     
Leonard memaparkan, berdasarkan penyelidikan komplotan ini telah beraksi di 13 TKP yang tersebar di sejumlah pusat Kota Surabaya, mulai dari Ngagel, Indrapura, Diponegoro, Prapen, Keputih, Pahlawan, Kalimas, Jagir Wonokromo, Dharmahusada, Karangmenjangan, Kartini, Kertajaya, dan Nias. (*)

Pewarta: Hanif N

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017