Pamekasan (Antara Jatim) - Pondok Pesantren Bata-bata Pamekasan, Jawa Timur, mulai mendidik sebagian santrinya untuk menjadi juru dakwah dengan memanfaatkan media.

"Ini penting bagi kalangan santri karena media memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat. Oleh karenya dakwah melalui media ke depan harus dilakukan para santri," kata panitia pelaksana kegiatan pelatihan media di pondok pesantren itu Ahmad Sajjad di Pamekasan, Selasa.

Salah satu upaya yang dilakukan agar santri bisa memanfaatkan media sebagai sarana berdakwah ialah dengan memahami metode, kode etik dan praktik jurnalistik.

Oleh karenanya, kata dia, para santri di lembaga pendidikan Islam itu sepakat membentuk sekolah jurnalistik, yakni pendidikan singkat tentang jurnalistik yang digelar setiap tahun selama dua kali.

"Pada semester ini, diklat jurnalistik digelar selama satu minggu hingga tanggal 11 Oktober besok," ujar Ahmad.

Santri ini menuturkan, diklat dilakukan di dua lokasi dengan melibatkan wartawan dari berbagai media, seperti media cetak, media elektronik, yakni televisi dan radio, bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan.

Materi diklat berupa teori dan praktik secara langsung di lapangan, sesuai dengan media masing-masing.

Untuk materi jusnalistik radio, peserta diajari menyampaikan laporan secara langsung di lapangan dengan objek berita kegiatan yang di pesantren, termasuk kegiatan diklat jurnalistik.

Sedangkan untuk media cetak dan media daring, peserta juga diajari menulis berita secara langsung.

Menurut dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Khairal Azis Maulana, di era informasi seperti sekarang ini, para santri dan juru dakwah memang harus paham tentang teknik dan materi jurnalistik, sehingga mereka juga bisa menyampaikan dakwah kepada umat dengan memanfaatkan media massa yang sudah ada.

"Pola dakwah juga harus diubah, dari sebelumnya tatap muka secara langsung, maka pada era informasi ini, perlu juga dilakukan dakwah melalui media," ujarnya, menjelaskan.

Belajar jurnalistik bagi kalangan santri, menurut dia, tidak harus berorientasi menjadi wartawan, akan tetapi ilmu yang mereka peroleh dari pelatihan itu, bisa dimanfaatkan untuk melakukan dakwah melalui media.

"Sebab dengan memahami ilmu jurnalistik, mereka juga akan paham gaya-gaya penyampaian informasi yang dinilai layak dalam perspektif media," katanya. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017