Sidoarjo (Antara Jatim) - Tim Penggerak PKK Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur mendorong kepada masyarakat khususnya ibu-ibu untuk memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayi terutama untuk penyembuhan penyakit diare.

Ketua TP-PKK Kabupaten Sidoarjo Anik Saiful Ilah, Selasa mengatakan, bayi yang tidak mendapatkan ASI yang memadai rentan terkena penyakit.

"Diperkirakan lebih dari satu juta anak meninggal tiap tahun karena penyakit diare, saluran nafas dan infeksi lainnya disebabkan mereka tidak disusui ibunya secara memadai," katanya saat membuka kegiatan temu kader PKK dalam rangka peningkatan pemberian ASI eksklusif yang diselenggarakan di Pendopo Delta Wibawa.

Ia mengatakan, program mengatasi penyakit diare sejak lama mengakui bahwa menyusui adalah cara penanggulangan diare, karena lewat ASI akan mencegah dehidrasi dan mempercepat penyembuhan bayi penderita diare.

"Akan tetapi sebagian besar ibu dibanyak negara sudah memberikan makanan dan minuman tambahan bayinya yang belum berusia enam bulan. Bahkan banyak ibu yang berhenti memberikan ASI jauh sebelum anaknya berumur dua tahun," ujarnya.

Ia mengemukakan, alasan yang sering terlontar adalah tidak yakin punya cukup ASI bagi bayinya dan alasan lainnya adalah ibu bekerja di luar rumah dan tidak tahu bagaimana memberikan ASI sambil tetap bekerja.

"Padahal pemberian ASI eksklusif sangat berpengaruh pada kesehatan dan tumbuh kembang anak yang optimal. Untuk itu, pemberian ASI eksklusif adalah wajib dan merupakan hak anak untuk mendapatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya," ujarnya.

Ia mengatakan, tingginya angka kematian bayi di Kabupaten Sidoarjo disebabkan karena Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) kurang dari 2,5 kilogram dan penyebab lainnya adalah bayi kurang gizi serta pneumonia.

"Untuk menurunkan angka kematian tersebut dilakukan intervensi program pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan dan diteruskan sampai usia 2 tahun. Kami meminta kepada kader-kader PKK untuk meningkatkan dan mensukseskan cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Sidoarjo," katanya.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017