Mojokerto (Antara Jatim) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jawa Timur membantu sebanyak 10 tangki air bersih untuk diberikan ke wilayah yang mengalami kekeringan di Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Mojokerto, Jawa Timur.

Penanggungjawab Program ACT Jawa Timur, Rohadi mengatakan, saat musim kemarau tiba, sumber air benar-benar lumpuh.

"Warga hanya mengandalkan bantuan air dari pemerintah. Itu pun tidak rutin mengingat jalur yang sulit dilalui membuat truk tangki air enggan masuk ke desa ini. Maka, untuk meringankan beban mereka, sebanyak 10 tangki didistribusikan ke Desa Kunjorowesi," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa.

Ia mengemukakan, jika tidak ada bantuan air bersih, maka warga terpaksa membeli air bersih dari desa lain seharga Rp7 untuk dua jeriken.

"Alhamdulillah, warga begitu senang dan merasa terbantu. Bantuan air bersih ini dinikmati sekitar 350 kepala keluarga," ujarnya.

Menurut Rohadi, 10 tangki air bersih ini merupakan tahap pertama distribusi air bersih bagi warga Desa Kunjorowesi.

"Selain di Desa Kunjorowesi, kebutuhan air bersih juga dirasakan di beberapa desa sekitarnya. Misalnya saja Desa Kutorejo dan Desa Manduran Kecamatan Ngoro, serta Desa Dawarblandong, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto," katanya.

Ia mengatakan, selama Oktober ini, ACT akan membantu memasok kebutuhan air bersih ke lokasi-lokasi tersebut.

"Rencananya, kegiatan ini akan dilaksanan setiap hari Rabu dengan melibatkan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) dan PDAM Mojokerto," ujarnya.

Dari data yang didapat tim program ACT Jatim, jumlah warga dari empat desa yang menanti kiriman air bersih sebanyak 600 KK.

"Menyikapi hal ini, program wakaf sumur tengah diupayakan sebagai solusi di berbagai daerah kekeringan di Jawa Timur. Kami berharap dapat menggandeng berbagai lapisan masyarakat Jawa Timur untuk bersinergi dalam merealisasikan program ini," katanya.

Saat musim kemarau tiba, lanjut dia, saat itu pula warga akan bergelut dengan keringnya sumber mata air. Masyarakat yang tinggal Dusun Gadon dan Dusun Kandangan, Desa Kunjorowesi biasanya mengandalkan air bersih dari kawasan situs Candi Belahan atau lebih dikenal dengan sebutan Sumber Tetek.

"Namun, akibat faktor alam dan mulai berkurangnya pepohonan yang berada di kawasan tersebut mengakibatkan berkurangnya sumber air," katanya.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017