Kediri (Antara Jatim) - Capaian imunisasi campak dan rubela di Kota Kediri, Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh dinas kesehatan setempat secara riil mencapai 97,7 persen.
"Untuk Measles-Rubella di Kediri ini secara riilnya sudah 97,7 persen, tapi secara proyeksi sebenarnya sudah di 131,3 persen," kata Kepala Seksi Surveilance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Kediri Yuni Ulifah di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan, dalam imunisasi campak rubela ini, dinas kesehatan menargetkan mengimunisasi sekitar 85 ribu anak usia 9 bulan hingga 15 tahun. Dari jumlah itu, angka yang terdaftar sudah 77.765 anak dengan usia tersebut.
Namun, ia mengatakan, dinas kesehatan juga harus memetakan lagi, sebab belum semua orangtua telah mengimunisasikan anaknya. Beberapa kendala di antaranya si anak sakit, sehingga pemberian imunisasi juga ditunda menunggu anak hingga sembuh.
Yuni mengatakan, sebenarnya anak yang sakit juga bisa diikutsertakan dalam imunisasi. Namun, petugas juga tidak ingin terjadi risiko lainnya, sehingga memilih menunggu anak sembuh dahulu.
Program imunisasi itu mulai diselenggarakan sejak awal Agustus 2017. Dinas Kesehatan Kota Kediri juga akan memperpanjang waktu imunisasi hingga 14 Oktober 2017. Perpanjangan waktu ini juga sesuai dengan surat dari Dinas Provinsi Jatim serta dari pusat.
Ia mengakui, ada beberapa orangtua yang enggan untuk mengimunisasikan anaknya. Namun, untuk alasan pasti, ia kurang tahu. Orangtua yang menolak untuk memberikan imunisasi pada anaknya akan dimintai surat keterangan tertulis yang ditulis sendiri oleh orangtua anak bersangkutan.
Pihaknya juga lebih aktif mengadakan sosialisasi ke sekolah-sekolah, serta pos pelayanan terpadu di Kota Kediri. Sosialisasi dilakukan termasuk kepada orangtua sehingga mereka juga lebih memahami tentang perlunya imunisasi ini.
Pemberian vaksin tersebut sebagai upaya untuk memutus mata rantai penularan. Pemutusan mata rantai itu bukan hanya pada yang diimunisasi, tapi juga janin pada ibu-ibu hamil. Pencegahan dini terutama pada perempuan sangat penting dilakukan.
Untuk rubela, jika ada sel ini di dalam diri perempuan, suatu saat perempuan tersebut hamil dan terjadi reaktivasi, akan terjadi sindrom rubella kongenital. Kondisi ini bisa menyebabkan anak yang dikandung mengalami cacat seperti tuli, penyakit jantung bawaan, bahkan hingga kematian.
Lebih lanjut, ia mengatakan dinas kesehatan juga menunjukkan pada orangtua bahwa jarum yang digunakan untuk imunisasi juga steril. Satu anak hanya satu, sehingga untuk satu jarum tidak digunakan banyak anak.
"Terkadang, ada orangtua yang masih mempertanyakan, jangan-jangan satu jarum untuk banyak anak. Tapi, kami yakinkan dan beri sosialisasi, sehingga mereka jadi lebih mengerti," katanya.
Terkait dengan pasokan, ia mengatakan hingga kini masih mencukupi. Sejak Agustus 2017, pengiriman vaksin sudah sebanyak 9.100 vial, sehingga pasokan juga tidak khawatir kosong. Satu vial atau botol yang berisi vaksin campak rubela tersebut bisa digunakan hingga 10 anak.
Sementara itu, lokasi yang bisa digunakan untuk imunisasi selain di sekolah, juga bisa dilakukan di puskemas serta puskesmas pembantu. Orangtua yang anaknya belum diimunisasi diberi informasi lokasi serta jam imunisasi, sehingga pemberian vaksin bisa dilakukan bersama-sama.
Ia berharap, pelaksanaan imunisasi campak rubela di Kota Kediri bisa terpenuhi dengan baik, dan orangtua yang awalnya belum tahu manfaat imunisasi segera mengajak anaknya, sebab ke depan bisa bermanfaat untuk kesehatan si anak. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017