Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Pertanian Bojonegoro, Jawa Timur memperkirakan panen tanaman tembakau Virginia Voor Oogst (VO), Jawa dan Virginia RAM hampir habis masih tersisa sekitar 20 persen dari tanaman seluas  8.939,8 hektare per 7 Oktober.

"Panen tembakau hanya tinggal petikan daun atas. Wajar kalau harganya turun dibandingkan sebelumnya," kata Kasi Tanaman Semusim Dinas Pertanian Bojonegoro Imam Wahyudi, di Bojonegoro, Sabtu.

Apalagi, menurut dia, menjelang akhir panen tanaman tembakau sempat turun hujan beberapa hari, yang juga mengakibatkan kualitas tembakau ikut turun.

"Meskipun demikian petani tidak merugi, sebab tanaman tembakau yang dipanen terjual dengan harga yang memadai, bahkan cukup tinggi," kata dia, menegaskan.

Ia memberikan gambaran harga tembakau Virginia RAM yang dibeli PT Sadhana Arifnusa Padangan, tertinggi sempat mencapai Rp40.000/kilogram. Di lain tempat di sejumlah desa di Kecamatan Ngasem, harga tembakau rajangan Jawa juga cukup tinggi bisa mencapai Rp40.000/kilgoram.

"Kalau sekarang sudah mulai menurun harganya wajar, sebab petikan atas. Tapi itupun harganya masih bagus karena masih di atas Rp20.000/kilogram," ucapnya.

Hal itu dibenarkan Sekretaris Desa Kayulemah, Kecamatan Sumberrejo, Bojonegoro Sahlan, yang menyebutkan PT Sadhana Arifnusa Padangan masih melakukan pembelian tembakau rajangan Virginia RAM yang ditanam petani di desanya dengan harga  Rp20.000/kilogram.

"Di desa kami tanaman tembakau Virginia RAM yang ditanam petani cukup luas. PT Sadhana Arifnusa sampai sekarang masih melakukan pembelian tembakau Virginia RAM," tuturnya.

Ketua Kelompok Tani Sugihwaras, Kecamatan Sugihwaras, Lasto, menambahkan sekarang ini harga tembakau Virginia VO di  daerahnya mulai turun menjadi sekitar Rp20.000/kilogram, yang semula tertinggi mencapai Rp28.000/kilogram di tingkat petani.

Ia juga memperkirakan luas tanaman tembakau Virginia VO di desanya yang masih tersisa sekitar 20 persen dari luas tanaman tembakau. Ia mencontohkan dirinya menanam 50.000 pohon, sekarang ini hanya tersisa daun tembakau petikan atas.

"Semua petani di desa kami tidak merugi tahun ini menanam tembakau," ucapnya.

Menjawab pertanyaan, baik Imam Wahyudi, maupun Lasto optimistis produksi tanaman tembakau yang masih tersisa itu akan bisa terserap. Meskipun pabrikan seperti PT Gudang Garam sudah menutup gudang pembelian di desa, tetapi masih banyak pedagang luar daerah, antara lain dari Madura, yang melakukan pembelian tembakau.

"Tembakau yang masih ada di sawah bisa terjual semua, sebab masih banyak pedagang bebas yang melakukan pembelian," ujar Lasto, menambahkan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017