Bondowoso (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mencatat capaian imunisasi campak dan rubella di Kota Tapai itu mencapai 98,88 persen atau melebihi target nasional 95 persen.
"Imunisasi campak dan rubella yang berlangsung selama dua bulan mulai 1 Agustus dan berakhir 30 September 2017 alhamdulillah melebihi target nasional," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Pemkab Bondowoso, Pasidi Shidiq di Bondowoso, Selasa.
Ia menyebutkan dari 219 desa di Kabupaten Bondowoso rata-rata capaian imunisasi campak dan rubella melebihi target nasional dan hanya satu desa yang tercatat hanya mencapai 90 persen, yakni di Desa Dadapan, Kecamatan Grujugan.
Problem di Desa Dadapan, katanya, karena kurang respon di salah satu pondok pesantren setempat, akan tetapi bukan menolak namun kurang respon yang dimaksud itu guru sekolah melakukan pembiaran dan sehingga banyak siswa yang pulang serta tidak mau dilakukan imunisasi.
"Di desa tersebut tercatat ada sekitar 50 anak yang belum di imunisasi campak dan rubella," katanya.
Pasidi menjelaskan dari total seluruh 25 puskesmas ada tiga puskesmas yang mencapai angka seratus persen, yakni Puskesmas Kademangan, Binakal dan Sempol.
"Sementara capaian imunisasi campak dan rubella terendah yaitu di Pukesmas Maesan 97,35 persen dan Pukesmas Grujugan 97,44 persen dan Pukesmas Botolinggo 97,69 persen," katanya.
Ia menjelaskan bahwa Bondowoso tidak bisa mencapai seratus persen selain karena ada penolakan juga dikarenakan anak-anak masih sakit saat akan diimunisasi.
"Kalau sedang sakit memang tidak boleh diimunisasi campak dan rubella. Kendati imunisasi campak dan rubella telah usai, namun seluruh pukesmas masih melayani imunisasi. Oleh karena itu bagi anak yang sakit dan sekarang sembuh bisa imunisasi di pukesmas terdekat," tuturnya.
Secara nasional, Pasidi menambahkan, di Jawa Timur termasuk bagus untuk capain imunisasi campak dan rubella. Sementara capaian terendah di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
"Informasi dari Kementrian Kesehatan RI dua provinsi tersebut imunisasi campak dan rubella ditambah atau diperpanjang selama dua minggu," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Imunisasi campak dan rubella yang berlangsung selama dua bulan mulai 1 Agustus dan berakhir 30 September 2017 alhamdulillah melebihi target nasional," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Pemkab Bondowoso, Pasidi Shidiq di Bondowoso, Selasa.
Ia menyebutkan dari 219 desa di Kabupaten Bondowoso rata-rata capaian imunisasi campak dan rubella melebihi target nasional dan hanya satu desa yang tercatat hanya mencapai 90 persen, yakni di Desa Dadapan, Kecamatan Grujugan.
Problem di Desa Dadapan, katanya, karena kurang respon di salah satu pondok pesantren setempat, akan tetapi bukan menolak namun kurang respon yang dimaksud itu guru sekolah melakukan pembiaran dan sehingga banyak siswa yang pulang serta tidak mau dilakukan imunisasi.
"Di desa tersebut tercatat ada sekitar 50 anak yang belum di imunisasi campak dan rubella," katanya.
Pasidi menjelaskan dari total seluruh 25 puskesmas ada tiga puskesmas yang mencapai angka seratus persen, yakni Puskesmas Kademangan, Binakal dan Sempol.
"Sementara capaian imunisasi campak dan rubella terendah yaitu di Pukesmas Maesan 97,35 persen dan Pukesmas Grujugan 97,44 persen dan Pukesmas Botolinggo 97,69 persen," katanya.
Ia menjelaskan bahwa Bondowoso tidak bisa mencapai seratus persen selain karena ada penolakan juga dikarenakan anak-anak masih sakit saat akan diimunisasi.
"Kalau sedang sakit memang tidak boleh diimunisasi campak dan rubella. Kendati imunisasi campak dan rubella telah usai, namun seluruh pukesmas masih melayani imunisasi. Oleh karena itu bagi anak yang sakit dan sekarang sembuh bisa imunisasi di pukesmas terdekat," tuturnya.
Secara nasional, Pasidi menambahkan, di Jawa Timur termasuk bagus untuk capain imunisasi campak dan rubella. Sementara capaian terendah di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
"Informasi dari Kementrian Kesehatan RI dua provinsi tersebut imunisasi campak dan rubella ditambah atau diperpanjang selama dua minggu," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017