Malang (Antara Jatim) - Para perajin batik di wilayah Kota Malang minta perhatian pemkot setempat melalui kebijakan yang berpihak pada perajin, terutama yang berkaitan dengan pemasaran batik yang diproduksi.  

Salah seorang pengusaha batik dengan brand Batik Tulis Celaket (BTC) Malang Hanan Jalil di Malang, Selasa mengatakan kendala utama yang dihadapi para perajin batik adalah pemasaran, namun kalau pemerintah memiliki kebijakan yang berpihak pada perajin, masalah pemasaran akan teratasi.

"Misalnya, pada saat ada program pengadaan batik bagi pegawai, pemkot tidak perlu jauh-jauh pesan untuk pengadaan batik tersebut, cukup membeli kain batik yang dihasilkan para pelaku usaha batik di Kota Malang. Jika satu perajin batik tidak mampu memenuhi pesanan, bisa dipecah ke beberapa perajin batik lainnya," ujarnya.

Menurut Hanan, itu sebagai langkah kongkret Pemkot Malang dalam membantu perajin batik melalui kebijakannya. Dan, kebijakan itu sebagai salah satu bantuan dari pemerintah dalam hal pemasaran. "Jadi para perajin tidak terlalu dipusingkan dengan pemasaran," ucapnya.

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian (Disperin) dan Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang, ada 30 pelaku usaha batik di wilayah Kota Malang. Namun, saat ini hanya tinggal 28 perajin karena berbagai hal.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang Tri Widyani mengemukakan pihaknya tak pernah lelah mendorong para pelaku usaha batik. Dari hulu sampai hilir, mulai dari bantuan proses produksi, pembiayaan, dan pemasaran. "Bantuan yang kami berikan pada para pelaku usaha batik ini berupa pelatihan. Untuk pembiayaan, kami menghubungkannya dengan perbankan," katanya.

Menurut Tri Widyani yang akrab dipanggil Yani ini, pihaknya juga membantu pemasaran diberbagai forum dan kesempatan, seperti saat ada gelaran Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi). "Saat itu kami memesan batik dari perajin Kota Malang, bahkan kain batik ini menjadi ikon," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Malang Sutiaji mengemukakan Pemkot Malang mendorong penciptaan pasar bagi perajin batik ini. "Kami yang punya otoritas pasar dan tentu kami akan membantu perajin batik di Kota Malang. Kami juga mendorong perhotelan ikut memasarkan batik asli Kota Malang tersebut," kata Sutiaji.

Sebelumnya, anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka mengatakan batik sudah menjadi fashion nasional, bahkan saat ini mulai merambah internasional. "Perajin tidak perlu egois-egoisan soal batik ini asli mana, yang terpenting batik bisa menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa dan mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat," katanya.(*)
Video oleh Endang Sukarelawati
 

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017