Malang (Antara Jatim) - Sekitar 900 pegawai di lingkungan Pemkot Malang mendadak dites urine bersama Wali Kota Malang Moch Anton oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) setempat di Ruang Rapat Staf Ahli di kawasan
balai kota daerah itu, Senin.  

Tes urine bagi seluruh pegawai di lingkungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Malang itu atas kerja sama Badan Kebegawaian  Daerah (BKD) Kota Malang dengan BNN Kota Malang. Tes urine tersebut bakal berlangsung selama tiga hari dan diikuti seluruh pegawai. Khusus pada hari pertama (Senin, 25/9) diikuti seluruh kepala OPD.

Wali Kota Malang Moch Anton secara spontanitas mengikuti tes urine tersebut. "Saya ingin memberikan dukungan dan motivasi kepada seluruh staf saya. Dengan adanya kegiatan ini  kita dapat mengetahui kadar kesehatan tubuh kita masing-masing," katanya.

Meskipun tidak mengkonsumsi narkoba, lanjutnya, melalui tes urine ini dapat diketahui kandungan obat-obatan yang biasa di minum sehari-hari. "Melalui tes ini kita akan tahu seberapa bahaya obat-obatan yang kita konsumsi sehari-hari, termasuk obat untuk penyembuhan sakit kita," ujarnya.

Sementara itu, Kepala BNN Kota Malang AKBP Bambang Sugiharto mengatakan kegiatan ini merupakan wujud nyata peran aktif dari masyarakat dan pemerintah untuk melawan narkoba. "Jika kita lihat,  hasil urine dari peserta tes memang berwarna warni, hal itu disebabkan adanya konsumsi jenis obat-obatan tertentu, yang dikonsumsi
karena menderita penyakit tertentu,  nanti akan kami telusuri lebih lanjut," ujar Bambang.

Ke depan, lanjutnya, tes urine ini tidak hanya berlaku bagi pegawai saja, tetapi juga menyasar siswa-siswi
sekolah (pelajar). "Pemkot Malang sudah memberikan dukungan terhadap pemberantasan Narkoba di kalangan pelajar dengan membentuk Tim Operasi Sayang yang di inisiasi oleh Diknas," katanya.

Tim Operasi Sayang tersebut memiliki program kerja yang sinkron dengan program kerja BNN dan sesuai dengan tupoksinya masing-masing," ucapnya.

Menanggapi proses tes urine yang cukup mendadak di Balai Kota Malang tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengaku jika undangan yang diterimanya itu ada program pembinaan.

"Kita tidak tahu kalau ada tes urine mendadak. Karena harus tes urine, mau tidak mau kita dipaksa untuk buang air kecil lagi. Untungnya masih bisa, karena saya juga baru saja buang air kecil," kata Ida.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017